Selasa, 26 Februari 2008

Pergaulan Berbasis Syariah

Pergaulan Berbasis Syariah

Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Februari 15, 2008

Oleh : Sanusi

(Aktivis Muslim, Tinggal di Cibinong)

Keluarga Samara. Syariah melarang segala hal yang menyuburkan penyakit sosial. Islam melarang kaum Muslim melakukan hal-hal yang dapat mendekati zina. Islam melarang siapapun keluar dari sistem Islam yang mengatur hubungan antara lawan jenis ini. Islam menetapkan sifat ‘iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Saat muncul masalah yang berkaitan dengan kodrat kemaskulinan atau kefemininan, syariah mendatangkan taklif hukum sesuai dengan kodrat itu. Misalnya, peran pokok perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Ia memang boleh—bahkan dalam kadar tertentu wajib—melakukan aktivitas lain yang telah digariskan syariah seperti menuntut ilmu, berdakwah dan juga harus berpolitik.

Namun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariahkan. Sebaliknya, Islam memandang kehidupan perkawinan sebagai sesuatu yang sangat menarik, bukan seperti hubungan majikan-bawahan. Kehidupan keluarga Islam tidak lain adalah persahabatan yang sempurna diliputi cinta, saling memahami dan menghormati serta kerjasama dalam menciptakan generasi-generasi tangguh pelanjut perjuangan dakwah.

Sebagian orang yang mengaku dirinya Muslim berupaya keras mengadopsi budaya barat. Media publik banyak menyuguhkan pornografi dan pornoaksi dengan berlindung di balik seni dan kebebasan berekspresi. Keahlian yang mereka miliki telah menjerumuskan mereka ke dalam kancah dosa. Pengelabuan diri sendiri seperti itu telah menjadikan hati para pembebek Barat tersebut semakin terkunci. Mereka menganggap hebat apa yang telah mereka raih karena sesuai dengan standar pergaulan Barat. Padahal pergaulan Barat sesungguhnya merupakan pergaulan hewani dan bukan sesuatu yang patut ditranformasikan. Apakah kemajuan jika pergaulan wanita-pria dijalankan tanpa ikatan pernikahan? Apakah kemodernan bila lebih dari 50% anak-anak di Barat lahir di luar pernikahan? Apakah suatu yang hebat ketika aborsi dilegalkan? Apakah termasuk peradaban luhur saat negara membolehkan homoseksualitas dan lesbianisme? Kini seluruh dunia tahu bahwa Barat sejatinya sedang sekarat.

Adapula kaum Muslim yang tahu kalau pergaulan ala Barat adalah pergaulan yang sesat, tetapi mereka secara akal-akalan mengambil sebagian budaya Barat lalu mencampuradukannya dengan adat-istiadat, dan mereka menganggap itu sebagai hal yang tepat.

Bentuk pergaulan Islam adalah sesuatu yang khas. Sistem ini adalah satu bagian dari syariah Islam yang wajib direalisasikan oleh umat Islam. Dengan syariah akan nyata Islam yang rahmatan lil ’alamin itu. Sistem ini memang diturunkan oleh Asy-Syari’. Sistem ini wajib diterapkan sebagai satu kesatuan dengan syariah dalam satu naungan negara yang akan segera tegak kembali, yaitu Daulah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwah. [www.keluarga-samara.com]

Mempersiapkan Anak Memasuki Usia Balig

Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Februari 15, 2008

Keluarga Samara. Dalam perkembangannya, seorang anak akan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di antara dua masa tersebut, ada masa peralihan, yang biasanya dikenal dengan istilah remaja atau masa puber. Namun, dalam pandangan Islam status seorang hamba di hadapan syariah hanyalah diakui dalam dua fase, yaitu fase kanak-kanak dan fase dewasa atau balig. Adanya perbedaan di antara dua fase ini disebabkan perbedaan dalam hal terbebani hukum syariah (mukallaf) dan tidak terbebani hukum syariah (ghayru mukallaf). Seorang yang telah dewasa (balig) dan memiliki akal yang sehat secara otomatis terkena segala konsekuensi dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh perbuatan yang dilakukannya. Dia mendapat pahala dengan melakukan perbuatan wajib dan sunnah dan berdosa ketika meninggalkan perbuatan wajib atau melakukan perbuatan haram. Adapun anak kecil atau orang dewasa yang tidak sempurna akalnya, tidaklah terbebani. Inilah makna balig yang sesungguhnya menurut Islam.


Tanda-tanda Balig

Tanda-tanda balig biasanya terjadi ketika anak mencapai usia 10-15 tahun untuk anak perempuan dan 12-15 tahun untuk anak laki-laki, dengan ciri-ciri tertentu seperti: tumbuhnya buah dada, bulu-bulu halus pada anak laki-laki, suara yang membesar hingga terjadi menstruasi (haid) atau bermimpi (ihtilâm). Secara psikologis perubahan akan tampak pada rasa “ingin dilihat cantik atau jantan”, ketertarikan pada lawan jenis, emosi yang kadang-kadang meledak-ledak, dll. Namun, ada kalanya balig terjadi pada usia di bawah rata-rata, khususnya pada anak perempuan, yang disebabkan karena pengaruh hormonal, dan masih dianggap wajar selama telah menginjak usia 9 tahun. Karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu mengamati perkembangan anak-anaknya dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan, baik secara fisik, mental, ilmu maupun amal sehingga saat balig kepribadiaan Islam anak telah terbentuk. Walhasil, anak telah terlatih untuk mengendalikan pola pikir dan pola sikapnya berdasarkan Islam serta siap untuk menerima segala konsekuensi syariah yang dibebankan kepadanya. Inilah pertanggung-jawaban terberat orangtua di hadapan Allah SWT.


Mempersiapkan Anak Memasuki Usia Balig

Mempersiapkan anak-anak memasuki usia balig tidak hanya semata-mata mempersiapkan mereka secara individu untuk bisa menjalani hidup, tetapi juga dalam rangka menjalankan tugas mulia sebagai hamba Allah Swt. Artinya, memasuki usia balig anak dipersiapkan agar siap menjadi pemimpin yang terbaik bagi umat pada masa yang akan datang untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi dan menyebarkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin melalui tegaknya syariah dan Khilafah.

Berikut hal-hal yang dapat dilakukan orangtua dalam mempersiapkan anaknya memasuki usia balig seawal mungkin (sejak usia pra-balig, sekitar 7 sampai 10 tahun):

1. Mengokohkan keyakinan (akidah) yang telah ditanamkan pada usia dini dengan cara mengajak anak untuk mengamati obyek yang ada di sekitarnya (manusia, alam semesta dan kehidupan); bisa juga dengan bantuan CD yang berisi fenomena alam, binatang, tanaman, keajaiban laut, dll); atau dengan cara mengajaknya ke alam terbuka. Merangsang proses berpikir mereka pada pengakuan adanya Allah Swt. dan kebesaran-Nya serta pengakuan akan kelemahan manusia dan ketidakkekalan segala makhluk yang ada di dunia. Keimanan terhadap al-Quran dan kerasulan Muhammad saw. dengan cara menjelaskan mukjizat al-Quran melalui shirah Rasulullah saw. dengan bahasa dan retorika yang menarik, sekali waktu dengan cara bermain peran. Tujuannya agar terjadi penjiwaan pada diri anak terhadap shirah Rasul dan pembenaran al-Quran sebagai kitab yang diturunkan Allah Swt. untuk umat Islam.

2. Menanamkan konsekuensi beriman pada al-Quran, bahwa al-Quran berisi petunjuk dari Allah Swt. untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. Demikian pula bukti mengakui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul adalah percaya kepada hadits-hadits beliau. Carilah contoh syariah—baik dari al-Quran maupun as-Sunnah—yang mudah dicerna oleh mereka, seperti perintah untuk berbakti kepada orangtua, berinfak kepada fakir miskin, larangan mengadu-domba sesama Muslim, menipu, dll. Jelaskanlah bahwa perintah Allah Swt. ada yang bersifat wajib atau sunnah, sedangkan larangan-Nya ada yang bersifat haram atau makruh berikut konsekuensinya. Tujuannya agar anak memiliki gambaran tentang syariah Islam dan merasa terikat dengannya.

3. Hal-hal yang wajib ataupun sunnah sudah harus dibiasakan, khususnya shalat dan shaum. Rasul saw. bersabda (yang artinya): Perintahkanlah anak-anakmu shalat jika mereka telah menginjak usia 7 tahun, pukullah mereka (karena meninggalkan shalat) jika telah menginjak usia 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (HR Ahmad). Pembiasaan shalat juga bisa dilakukan dengan cara mengajak shalat berjamaah seluruh anggota keluarga. Khusus anak laki-laki dibiasakan untuk shalat di masjid. Menghapal bacaan al-Quran dan tadarus dapat dilakukan bersama seluruh anggota keluarga setelah selesai shalat magrib yang dilanjutkan dengan tawsiyah dari ayah atau ibu. Tujuannya adalah agar ilmu yang telah didapatkan anak juga diamalkan dalam kesehariannya sehingga bentukan nafsiyah Islam mereka semakin kuat.

4. Perbekalan tentang tsaqâfah Islam seperti bahasa Arab, ilmu hadis, fikih, shirah dll terus diberikan dan sebaiknya dilakukan secara kolektif, baik melalui pendidikan formal atau non-formal. Guru bisa berasal dari orangtua sendiri jika memungkinkan atau mendatangkan guru dari luar.

5. Mengajarkan dan membiasakan adab-adab (akhlak islami) terhadap orangtua, saudara, guru, teman, tetangga, dll. Misalnya dengan selalu mengucapkan salam, menampakkan wajah yang berseri-seri, meminta izin jika memasuki rumah (kamar), khususnya pada tiga waktu (sebelum shalat shubuh, di tengah hari dan sesudah shalat isya), dll.

6. Membentengi anak dari pengaruh tayangan, bacaan dan aktivitas yang dapat mengarah pada hal-hal yang negatif serta memberi alternatif lain yang bersifat positif, seperti CD ilmu pengetahuan, bacaan islami, kegiatan keislaman, dll.

7. Dalam hal pergaulan dengan lawan jenis, mulai dibiasakan terpisah antara anak laki-laki dan perempuan, sambil dijelaskan akibat pergaulan yang bercampur-baur di dalam kehidupan umum, yang bisa mengarah pada pandangan yang didasari naluri seksual dan ketidakproduktifan berpikir, khususnya pada anak yang telah menginjak usia 10 tahun.

8. Pada saat usia menjelang balig mereka diajari tentang pengetahuan tanda-tanda balig (menstruasi dan mimpi) serta bagaimana hukum-hukum fikih Islam mengaturnya. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak secara fisik dan psikis sehingga pada saat waktu balig datang mereka telah memahami hal-hal yang harus dilakukan dan siap menjalankan konsekuensi balig (untuk terikat dengan hukum syariah) dalam kehidupannya.

9. Membekali anak dengan keterampilan hidup yang dapat membuatnya mandiri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti memasak sederhana, merapikan rumah, mencuci pakaian, memperbaiki rumah, menggunakan perkakas sederhana, dll. Selain itu adalah melatih mereka dalam olahraga yang dapat mengolah tubuh mereka untuk memiliki fisik yang sehat dan kuat sehingga mereka siap dan memliki moda-modal dasar dalam kancah perjuangan (jihad fi sabilillah).

10. Anak yang telah berumur 10 tahun ke atas mulai diajak berpikir untuk membaca persoalan di masyarakat yang dikaitkan dengan informasi keislaman yang telah didapatkannya. Analisis diarahkan pada solusi Islam berikut perbandingannya dengan solusi-solusi yang diambil oleh masyarakat atau negara saat ini.

11. Pemanfaatan teknologi komputer dan internet diarahkan pada hal yang sifatnya bermanfaat seperti mencari berita yang relevan dengan perkembangan proses berpikirnya.

12. Dengan seringnya melatih proses berpikir anak, pemikiran anak sudah semakin meluas hingga bisa menyimpulkan persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat saat ini, yaitu tidak adanya penerapan syariah Islam di tengah kehidupan.

13. Melatih keberanian, kepemimpinan dan tanggung jawab pada anak dalam berbagai aspek di dalam aktivitasnya yang senantiasa dikaitkan dengan pola pikir dan pola sikap ideologi Islam. Tujuannya adalah untuk melatih anak secara berkelanjutan demi mempersiapkan mereka menjadi pemimpin pada masa mendatang.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, (QS at-Tahrim [66]: 6). (www.keluarga-samara.com)

Sumber : Majalah Al Waie, Februari 2008

Oleh : Rusyda Ummu Hafidz

baitijannati. Ya…itulah semboyan yang sedang digalakkan di shoping centre Kotara. Kalau melihat secara general, memang hampir tidak ada perempuan yang tidak suka mendapatkan kartu yang berisi ucapan-ucapan cinta, kasih sayang dan rindu. Padahal ucapan-ucapan seperti itu digalakkan setiap tahun pada tanggal 14 Februari, dengan sebutan Valentine Day. Untuk mengetahui lebih lengkap dari history valentine day dan bagaimana hukum merayakannya silahkan klik kedua link ini:

What Women Doesn’t Love a Valentine Card

Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Februari 14, 2008

Ada Apa Dengan Valentine’s Day ?

Aku masih ingat ketika masa SMP dulu, kebetulan aku punya saudara sepupu yang lahir tgl 13 February. Sebelum itu aku tidak mengenal sama sekali istilah Valentine Day. Karena dialah akhirnya aku mengenalnya. Saat-saat menjelang Valentine Day dia sudah sibuk mencari card dan kado. Belum lagi tgl 13 adalah ultahnya dia, ya wes tambah sibuk aja. Aku masih ingat usulan dia kepada ketua kelas agar tgl 14 diadakan perayaan, dengan bertukar kado. Tambah bingung dah aku, ndak pernah melakukannya, tapi akhirnya dia juga yang pilihkan kadonya, dan dia juga yang tuliskan cardnya, dan dia juga yang berikan kado itu pada orang lain. Aku sendiri gak tahu apa isinya, dan diperuntukkan untuk siapa, cuman kasih uang dan bawa aja ke kelas…Astagfirullah betapa jahil dan bodohnya aku terhadap Islam.

Yah saya rasa, tradisi-tradisi macam itu masih berjaya hingga saat ini. Buktinya siaran TV masih aktiv mengiklankannya dan shopping centre juga tidak mau ketinggalan moment untuk memasarkan productnya.

Kalaulah saya dulu dan para pemuda dan pemudi sekarang berfikir jernih, apa sih Valentine Day itu? Apa manfaatnya? Apakah bisa membuat kita masuk syurga dengan merayakannya? Gak bakalan deh aku dulu dan para pemuda pemudi saat ini jadi korban advertising.

Perlu para pemuda pemudi ketahui, bahwasannya para marketer itu mereka mempelajari Psikologis orang, so mereka tahu betul bagaimana untuk memasarkan produk, palagi untuk para cewek, mereka menjadi korban yang paling Top list untuk para marketer. Sampai akhirnya keluar slogan seperti judul diatas, itu kan seperti ngejek cewek yang gak mau ngikutin valentine day dan wajib bagi cowok untuk memberikan hadian dan card agar mampu menarik perhatian sang cewek.

Belum lagi para marketer itu menggunakan para selebrity untuk menyokong product-productnya. Last week saya baca di koran, karena paris Hilton menggunakan bikini jenis x (ndak hapal apa brandnya) di Bondi Beach, maka order atas bikini itu naek sampai 60%..Astaghfirullah. Kalau di valentine day ini yang laris tentulah perhiasan, coklat, bunga, dan berbagai hal yang berikatan dengan perempuan dan cinta. Yang sebetulnya yang menentukan mana product yang berkaitan dengan wanita dan cinta adalah para marketer juga.

Fenomena ini juga bisa kita lihat saat Perayaan Natal di Aussie, yang menjadi sasarannya adalah anak-anak. Karena Natal terkenal dengan memberikan hadiah, maka toylah yang paling laris. Namun juga hari saling memberi bagi setiap orang, so hampir semua product juga dapat sasaran kenaikan penjualan.

Yah…semua itu adalah permainan para marketer, mereka saat ini yang mengontrol dunia dan yang menentukan standart mana yang baik dan tidak. Seperti halnya ketika mereka menentukan mana wanita yang bisa disebut cantik (langsing, seksi, halus) dan tidak, menentukan orang disebut kelas atas (mobilnya Lexus, kacamata Gucci dll) atau tidak dll.

Suamiku pernah bilang, dua profesi yang merusak dunia ini adalah Marketing dan Pengacara. Di tangan marketing, barang yang tidak berguna menjadi sangat most wanted, ditangan marketing juga yang menentukan opini dunia. Maka ketika Bush ingin melakukan penyerangan ke Iraq dulu, dia menyewa seorang marketer (perempuan), sehingga mampu mengarahkan opini masa. Kalau Pengacara lain lagi, mereka bisa membuat orang yang bersalah menjadi Benar dan sebaliknya. Aku jadi manggut-manggut aja mendengar penjelasannya…emang betul sih D

Satu lagi, Kalaulah para suami menanyakan kepada para istri, Apakah mereka mau merayakan hari kasih sayang, dengan memberikan sedikit perhatian (gak usah banyak-banyak) dan meluangkan waktu sebentar untuk cakap dengan sang istri untuk menceritakan aktivitas apa saja yang telah suami lakukan, dan sedikit tanya apa yang sang istri lakukan, kalau sempet ya ucapkan terima kasih kalau gak sempet gpp, yang penting salah satu aja dari option diatas dilakukan…pasti jawaban sang istri, mau setiap hari untuk merayakannya :), namun tak mau merayakan di tgl 14 feb, takut menyerupai orang kafir. Sang istri juga gak perlu bunga atau coklat atau perhiasan kok, kalau dikasih ya gpp, ikhlas aja menerimanya D

So janganlan sampai kita ngikut-ngikut tanpa tanpa hukum Islamnya, dan jangan sampai jadi korban marketing. Jadikan Islam standart dalam melakukan seluruh aktivitas, jadikan Islam sebagai patokan menentukan mana yang baik dan buruk dan kalaulah ada kebingungan dalam mengambil sikap, kembalikan semuanya pada Al-qur’an dan As-sunnah. Kita juga bisa menjadi pengarah opini masa, dengan menjadi pengemban, praktikkan dan menyebarkan Islam. (www.baitijannati.wordpress.com)

** yang lagi nunggu harga bunga turun, sekarang lagi mahal-mahalnya, biasanya menjelang valentine day….diskon besar-besaran deh**




Tidak ada komentar: