Senin, 07 Januari 2008

KELUARGA "SAMARA " DALAM ISLAM


Rumah Tangga Samara
April 11, 2007
Membangun rumaha tanggga samara itu seperti layaknya membangun rumah tangga, fondasinya adalah taqwa. Di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa sifat qawwam suami. Cantik atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan pengaturan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, serta sebagai pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan, dinding ini adalah sifat shalihat seorang istri. Pada dinding, ada jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya cahayamatahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar, jendela inilah sifat qonitat istri. Di dinding juga ada pintu, yang berfungsi sebagai tempat lalu lalangnya orang-orang yang keluar masuk rumah, saat tertentu pintu itu dibuka dan disaat lain ditutup, inilah fungsi hafizhat seorang istri. Sebuah bangunan juga membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun hujan, inilah yang disebut al-qur-an sebagai mu’asyarah bil ma’ruf, yang harus ditegakkan di dalam kehidupan berumah tangga.
Sakinah, mawaddah, wa rahmah (samara) adalah seuntai kata yang didamba setiap keluarga. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang melangkah membangun mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya ketenteraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya kelak. Maka demi harapan itu pulalah orang berlomba mencarinya dengan visi dan persepsinya masing-masing. Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh apabila terpenuhinya aspek material, sehingga mereka berlomba mencarinya dalam rumah-rumah megah, dalam mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan harta yang melimpah.
Sementara yang lain mengira bahwa samara ini hanya akan terwujud dengan lantunan zikir dan untaian do’a yang tak kenal lelah, sehingga mereka tak jemu menunggunya dengan hanya bermunajat di dalam rumah. Namun ternyata mereka tidak mendapatkan samara di dalam itu semua. Kalaupun terkadang muncul perasaan bahagia, kebahagiaan itu dirasakan semu belaka. Sebab rasa bahagia, sedih, tenang, gelisah, tenteram, galau, cinta dan kasih sayang, itu semua terletak di di dalam kalbu. Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah, mawaddah wa rahmah. Oleh karenanya, untuk mendapatkan samara, setiap pasangan perlu melakukan pra kondisi terhadap kalbu agar ssiap menerima kehadirannya. Tanpapengondisian hati atau kalbu, niscaya ia tidak mendapatkannya sama sekali.
RESEP RUMAH TANGA SAMARA
Apabila setiap pasangan menginginkan terbentuknya rumah tangga yang penuh dengan nuansa sakinah, mawaddah dan rahmah, maka ia perlu mengikuti resep yang diberikan Allah swt dalam untaian ayat-Nya berikut ini:
“Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum:21).
Ayat ini menarik, sebab bukan saja mengandung TUNTUNAN NORMATIF, tetapi juga sekaligus merupakan TUNTUNAN METODOLOGIS dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Ayat ini memberikan sebuah pelajaran, bahwa UNTUK MENDAPATKAN SAMARA SETIAP MUSLIM HARUS MENGIKUTI RUMUSAN RABBANIYAH, yaitu: ZAWAJ —> SAKINAH —> MAWADDAH WA RAHMAH. Maksudnya, SAKINAH YANG BERSIFAT THABI’I ITU HENDAKNYA DICARI DI DALAM, ATAU SETELAHZAWAJ (PERNIKAHAN), BUKANNYA DI LUAR PERNIKAHAN. Karena itu ISLAM TIDAK MENGENAL KONSEP PACARAN atau PERSELINGKUHAN.

Sehingga mahligai rumah tangga terjaga kebersihan dan kesuciannya. Dengan demikian, barulah Allah swt. menganugerahkan mawaddah dan rahmah-Nya kepada pasangan ini. Sebab, pemberian mawaddah dan rahmah ini adalah HAK PREROGATIF ALLAH, dan merupakan KADO ISTIMEWA yang hanya diberikan Allah swt. kepada rumah tangga yang diridloi-Nya.
Formulasi inilah yang disebut dengan resep TAQWA. Artinya, RUMAH TANGGA SAMARA HANYA BISA TERWUJUD APABILA PARA PELAKUNYA TETAP BERADA DALAM BINGKAI TAQWA, BINGKAI KETAATAN KEPADA TUNTUNAN ALLAH DAN RASUL-NYA. Dan TAQWA ITU LETAKNYA DI HATI, sebagaimana sabda Rasulullah: “At-taqwa ha huna” (taqwa itu letaknya di sini, sambil menunjuk dadanya). Dan HATI YANG AKAN DIANUGERAHI SAMARA OLEH ALLAH, HANYALAH HATI YANG TELAH TER-SHIBGHAH OLEH NILAI-NILAI TAQWA.
ANTARA TAQWA DAN SAMARA
Dalam setiap khutbah nikah, Rasulullah saw. selalu membaca RANGKAIAN DARI TIGA AYAT AL QUR’AN YANG BEGITU PADAT BERISI PESAN-PESAN UNTUK MENGGAPAI KESUKSESAN BERUMAH TANGGA. Di dalam kesuksesan ini tentuterkandung nilai-nilai sakinah, mawaddah wa rahmah.
1. “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlan kalian sekali-kali mati melainkan dalam keadaan muslim (tunduk dan patuh)”. (Qs. Ali Imran:102).
2. “Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Rabb mu yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memberikan keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan kasih sayang. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian”. (Qs. An-nisa:1).
3. “Wahai orang-orang yang beriman , bertaqwalah kalian kepada Allah, dan berkatalah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah meningkatkan kualitas amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barang siapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan (kesuksesan) yang besar”. (Qs. Al-Ahzab: 70-71).
Rangkaian ayat-ayat diatas merupakan paradigma dalam membentuk rumah tangga samara. Ketiga ayat tersebut sarat muatan taqwa. Tidak mungkin sebuah rumah tanggamendapatkan samara, kecuali APABILA SEJAK AWAL PROSES PERNIKAHANNYA (BAHKAN PROSES PRA NIKAH) HINGGA MENDAPATKAN KETURUNAN, SELALU BERJALAN DI ATAS REL TAQWA.
Dalam Surat Ali Imran ayat 102, terkandung pesan HENDAKNYA SETIAP MU’MIN, KHUSUSNYA YANG BERNIAT MEMBANGUN RUMAH TANGGA, MENGOKOHKAN KEMBALI STATUS KEIMANANNYA. Bahkan, MENINGKATKAN KUALITASNYA HINGGA MENCAPAI DERAJAT TAQWA YANG SEBENARNYA. Persiapan ini diperlukan bukan saja hanya untuk melaksanakan sunnah Nabi tersebut, tetapi juga untuk menjalankan proses pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sekaligus untuk menjaga kesucian ibadah.
Di surat An-Nisa ayat pertama, mengandung pesan yang lebih khusus MENGENAI TUNTUTAN SEKALIGUS TUNTUNAN MEMBINA RUMAH TANGGA SAMARA, yaitu:
PERTAMA: Taqwa dalam hal terkait dengan ASPEK RUBUBIYAH. Bahwa Allah SWT, telah menciptakan semua makhluk (termasuk manusia) berikut pasangannya. Karenaitu MANUSIA TIDAK PERLU GALAU DAN GELISAH DALAMMASALAH JODOH, apalagi melakukan tindakan-tindakan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. Yang diperlukan adalah PERSIAPAN DIRI UNTUK MENERIMA JODOHDARI ALLAH SESUAI KUFU-NYA SAAT ITU.
“Maha suci Rabb yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik segala yang ditumbuhkan bumi, diri mereka (manusia), maupun apa-apa yang tidak mereka ketahui”. (Qs. Yaasin: 36).
Kalau seorang ingin mendapat pasangan yang shalih atau shalihat, maka DIA HARUS MENGONDISIKAN DIRI UNTUK MENJADI PRIBADI YANG SHALIH ATAU SHALIHAT. Sebab Allah swt tidak mungkin menzhalimi hamba-hamba-Nya. Dia MahaAdil, dan HANYA MEMPERTEMUKAN JODOH DENGNA KUALITAS YANG SESUAI KETAQWAAN PASANGANNYA PADA WAKTU ITU. Pasangan kita adalah CERMIN DIRI KITA SENDIRI. Bagaimana kondisi keshalihan atau keshalihatanpasangan kita, begitulah kondisi kita ketika mendapatkannya.
Allah swt memaparkan aksioma ini dalam ayat-Nya yang indah: “Laki-laki pezina tidak akan menikah (mendapatkan jodoh) kecuali dengan perempuan pezina, atau perempuan musyrik; dan perempuan pezina tidak akan dinikahi kecuali oleh laki-laki pezina ataulaki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mu’min” (QS. An-Nur, 24:3).
“Wanita-wanita yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat adalah untuk wanita yang jahat pula; dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanitwanita yang baik pula” (QS. An-Nur, 24:26).
Disamping itu, ALLAH LAH YANG BERKEHENDAK SESEORANG ITU AKAN DIBERI KETURUNAN ATAU TIDAK. Sehingga, rumah tangga tidak perlu goyah hanya lantaran suara tangisan bayi belum juga kunjung terdengar. Dia pula yangmenentukan apakah rumah tangga itu dikaruniai keturunan berupa anak laki-laki atau anak perempuan. Semua sama dimata Allah. Tidak ada hak bagi anggota rumah tangga itu untuk kecewa.
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendakidan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahi kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang Diakehendaki), dan Dia menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Asy-Syura, 42:49-50).
KEDUA: Taqwa yang berkait dengan ASPEK ULUHIYYAH. Bahwa ketenteraman batin dan kasih sayang yang hakiki yang dirasakan seseorang di dalam perkawinan merupakanKEPUASAAN PSIKOLOGIS YANG TIDAK MUNGKIN DIDAPATKAN DILUAR PERKAWINAN. Ketenteraman ini bukanlah seperti ketenteraman yang diperoleh seseorang ketika terlepas dari bermacam kesulitan atau beban pikiran, atauketenteraman yang datang karena mendapatkan benda-benda yang menyenangkan. Tetapi diperoleh karena KEPUASAN HATI YANG DILANDASI CINTA KASIH YANG HAKIKI.
Ikatan cinta kasih antara suami-isteri, berbeda dengan ikatan cinta antara teman. Ikatan ini mengandung rahasia yang hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Bagi orang yang mau menghayati tanda-tanda kebesaran Allah, akan dapat merasakan bahwa sakinah, mawaddah, wa rahmah betul-betul merupakan pengejawantahan dari ikatan hati yang telah dipadukan Allah dalam selimut kasih sayang-Nya.
Allah swt adalah SANG PENYATU HATI. Maka kepada-Nyalah kita memohon dipadukan hati, dan memohon mawaddah dan rahmah-Nya.
“Dan Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Anfal, 8:63).
Tetapi UNTUK MEMPERSATUKAN HATI DI ANTARA MANUSIA, MEMERLUKAN SYARAT. Syaratnya, HATI ITU TELAH TER-SHIBGHAH DENGAN NILAI-NILAI TAQWA. Surat An-Nisa’ ayat pertama di atas ditutup dengan kalimat: “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian”. Ini mengandung pesan bahwa, HENDAKNYA MANUSIA JANGAN SEKALI-KALI BERANI MELAKUKAN TINDAK PELANGGARAN SYARI’AT ALLAH dalam proses membangun rumah tangga ini, sebab Dia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.
Sedangkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71, terkandung PESAN AGAR SELALU MENJAGA PERKATAAN DAN SIKAP ATAU PERILAKU YANG BENAR DALAM BERUMAH TANGGA. Inilah RESEP MEMBANGUN RUMAH TANGGA SAMARA YANG DIBINGKAI OLEH NILAI-NILAI TAQWA.
FUNGSIONALISASI PERAN SUAMI ISTERI
Setelah meletakkan paradigma yang benar, langkah selanjutnya dalam mewujudkan rumah tangga samara adalah MELAKUKAN FUNGSIONALISASI PERAN SUAMI DAN ISTERI SECARA PROPORSIONAL DAN ADIL. Secara tersirat Allah swt telah menggariskan masalah ini dalam salah satu ayat-Nya:
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu, dan janganlah kamu menyusahkan mereka hingga menyempitkan (hati) mereka”. (QS. Ath-Thalaq:6).
Sebagai penjelas ayat tersebut, ALLAH SWT MENJABARKAN FUNGSI-FUNGSI YANG HARUS DITEGAKKAN SUAMI ISTERI UNTUK TERWUJUDNYA SAMARA, dalam ayat berikut:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka”. (QS.An-Nisa’:34).
Apabila diilustrasikan secara singkat, maka MEMBANGUN RUMAH TANGGA SAMARA ITU SEPERTI LAYAKNYA MEMBANGUN RUMAH yang proses pembangunannya mesti dikerjakan secara berurutan, dan menempatkan bagian-bagian rumah tersebut secara tepat dan harmonis. Sebagai fondasinya adalah TAQWA. Kemudian, di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa SIFAT QAWWAM SUAMI. Tegak atau condongnya pilar qawwam ini akan mempengaruhi tegak atau condongnya bangunan yang nantinya akan berdiri.
Setelah itu, di atas fondasi yang sama dan bersandar pada tiang-tiang utama tadi, dibangunlah dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan. Cantik atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan pengaturan dinding tadi. Dinding ini adalah SIFAT SHALIHAT SEORANG ISTERI.
Pada dinding tadi, dibuat pula jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya cahaya matahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar. Jendela inilah SIFAT QANITAT ISTERI.
Pada dinding itu pula tentu dibuat pintu, yang berfungsi sebagai tempat lalu lalangnya orang-orang yang keluar masuk rumah. Pada saat-saat tertentu pintu itu dibuka, dan di saat-saat tertentu ditutup. Inilah fungsi HAFIZHAT SEORANG ISTERI.
Tetapi walaupun itu semua telah dibuat dan ditegakkan, belumlah bangunan tadi disebut rumah. Sebab ia membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun hujan. Ketika panas, ia berfungsi sebagai peneduh dan penyejuk. Ketika hujan ia berfungsi sebagai pemayung dan penghangat. Inilah yang disebut AL QUR’AN SEBAGAI MU’ASYARAH BIL-MA’RUF, yang harus ditegakkan di dalamkehidupan berumah tangga.
“Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma’ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)”. (QS. An-isa:19).
Manakala setiap pasangan menjalankan fungsi-fungsi tadi dengan baik, yakinilah bahwa ALLAH SWT PASTI AKAN MEMBERIKAN KADO ISTIWEWA-NYA BERUPA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH, MAWADDAH WA RAHMAH.
Wallahu a’lam bish-shawab

MENGOPTIMALKAN PERAN IBU DALAM RUMAH TANGGA

Mengoptimalkan Peran Ibu Rumah Tangga
Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Desember 9, 2007

Oleh : Reta Fajriah
(Pemerhati Masalah Keluarga)

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Masing-masing kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya…(HR al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. telah menetapkan tanggung jawab terhadap laki-laki (suami) dan perempuan (istri) dalam kapasitas sebagai pemimpin yang berbeda di dalam sebuah keluarga. Suami sebagai pemimpin bertugas mengendalikan arah rumah tangga serta penjamin kebutuhan hidup sehari-hari—seperti makanan, minuman dan pakaian—serta bertanggung jawab penuh atas berjalannya seluruh fungsi-fungsi keluarga. Adapun istri berperan sebagai pelaksana teknis tersedianya kebutuhan hidup keluarga serta penanggung jawab harian atas terselenggaranya segala sesuatu yang memungkinkan fungsi-fungsi keluarga tersebut dapat dicapai. Berjalan-tidaknya fungsi-fungsi keluarga secara adil dan memadai merupakan indikasi tercapai-tidaknya keharmonisan dalam keluarga. Namun, ibarat mengayuh perahu, keduanya harus saling kompak dan bekerjasama agar biduk rumah tangga tidak terbalik. Fungsi-fungsi keluarga yang dimaksud adalah fungsi reproduksi (berketurunan), proteksi (perlindungan), ekonomi, sosial, edukasi (pendidikan), afektif (kehangatan dan kasih sayang), rekreasi, dan fungsi reliji (keagamaan).
Tugas utama serang istri secara umum ada dua: (1) sebagai Ibu, yang berkaitan langsung dengan pemenuhan fungsi reproduksi serta fungsi edukasi; (2) sebagai pengatur rumah tangga, yang berkaitan dengan pemenuhan fungsi-fungsi keluarga yang lainnya.
Beberapa Tuntunan
Pertama: Dalam pandangan Islam, tujuan dari pernikahan tidak hanya sekadar memiliki keturunan, tetapi juga bagaimana menjadikan keturunan kelak menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (Lihat: QS al-Furqan [25]: 74). Agar terwujud, sudah pasti sang pemimpin terlebih dulu harus menjadi orang yang bertakwa. Untuk itulah, Islam telah memberi tuntunan agar mendapat keturunan yang baik dengan cara mempersiapkannya seawal mungkin, yaitu sejak sang ayah dan ibu berikhtiar untuk mendapatkan keturunan. Allah Swt. telah mensyariatkan adanya doa sebelum berhubungan intim, selanjutnya melakukan pendidikan terhadap anak mulai dari masa kandungan hingga anak mencapai usia balig.
Pendidikan adalah sebuah proses yang berkesinambungan hingga dapat mengantarkan anak memasuki usia balig dalam kondisi siap untuk menerima segala bentuk pembebanan hukum syariah saat dewasa. Di samping itu, anak perlu dibekali dengan keterampilan hidup yang memungkinkan baginya untuk bisa eksis dalam mengarungi kehidupan ini. Untuk itulah seorang Ibu dituntut agar memiliki kemampuan mendidik anak, baik dari sisi konsep maupun teknis pelaksanaan berikut pembiasaan dalam keseharian anak.
Kedua: Seorang istri berperan mengelola rumah tangganya agar tercapai keharmonisan di dalam keluarga. Dalam hal keuangan, istri diharapkan dapat mengatur sedemikian rupa nafkah yang diberikan oleh suami agar mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi jika penghasilan suami tidak seberapa besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyusun daftar rencana pemasukan dan pengeluaran dalam satu bulan, dengan prioritas pengeluaran yang dianggap paling penting. Jika kebutuhan hidup masih belum mencukupi, dengan izin suami seorang istri bisa saja membantu suami dalam menambah ekonomi keluarga. Jika memungkinkan carilah peluang pemasukan yang tidak banyak menyita waktu ke luar rumah, misalnya dengan menulis artikel dan buku; atau yang dapat membuka kesempatan untuk berinteraksi lebih banyak dengan masyarakat, seperti menjual busana Muslimah atau kebutuhan hidup sehari-hari di rumah; atau yang dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam mendidik anak, misalnya dengan menggeluti bidang pendidikan anak. Yang jelas, semua itu tidak boleh melalaikan kewajibannya yang lainnya seperti mendidik anak ataupun berdakwah.
Ketiga: Dalam hal pemenuhan fungsi proteksi keluarga, seorang istri dapat mengkondisikan suasana rumah yang tenang, bersih dan tertata rapi agar menjadi tempat berlindung yang nyaman dan membuat betah para penghuninya. Rasulullah saw. memuji seorang istri yang pandai merapikan rumah dengan mengatakan, “Ia tidak memenuhi rumah kita dengan sarang burung.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Kepedulian dan kesabaran istri dalam menyikapi persoalan yang dihadapi anggota keluarga dapat menjadikan suami dan anak-anak ingin segera kembali ke rumah untuk menyampaikan setiap suka dan duka yang dihadapinya di luar rumah. Keluarga menjadi tempat yang paling aman dan menyenangkan secara fisik dan psikis bagi anggotanya untuk saling berbagi. Apalagi bagi anak-anak, sebab sangat riskan jika mereka mencari kenyamanan di tempat lain yang bisa jadi berbahaya bagi pergaulannya.
Keempat: Fungsi sosial keluarga ditandai dengan adanya interaksi keluarga dengan masyarakat. Keharmonisan dengan anggota masyarakat harus terus dijalin, sebagaimana keharmonisan antar anggota keluarga. Apalagi Allah Swt. telah menetapkan akhlak bertetangga, sebagaimana sabda Nabi saw. (yang artinya):
Hak tetangga adalah jika dia sakit, engkau mengunjunginya; jika dia wafat, engkau mengantarkan jenazahnya; jika dia membutuhkan uang, engkau meminjaminya; jika dia mengalami kemiskinan (kesukaran), engkau rahasiakan; jika dia memperoleh kebaikan, engkau ucapkan selamat kepadanya; dan jika dia mengalami musibah, engkau mendatanginya untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya sehingga menutup kelancaran angin baginya. Jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR ath-Thabrani).
Alangkah mulia tuntunan ini jika diamalkan dalam keseharian, khususnya oleh seorang istri yang relatif lebih banyak waktu di rumah. Hubungan yang baik dengan tetangga juga sangat membantu untuk mewujudkan kepemimpinan dan lingkungan yang islami. Berbagai hal bisa dilakukan dalam menumbuhkan kegiatan-kegiatan yang kondusif bagi syiar Islam dan pendidikan anak, misalnya dengan mengadakan pengajian rutin di kalangan ibu-ibu, sanlat dan kajian keislaman untuk anak dan remaja, serta pengajian umum untuk keluarga pada momen-momen tertentu. Sebuah keluarga yang bisa diterima dalam masyarakat, secara tidak langsung akan memperkuat pula dorongan bagi anggotanya untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar terhadap lingkungan yang juga merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.
Kelima: Adanya kasih sayang dan kehangatan di dalam keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam menciptakan keharmonisan di dalam rumah tangga. Rasulullah mengajarkan hal yang demikian. Beliau bersabda, sebagaimana penuturan Anas ra., “Wahai anakku, jika kalian masuk menemui istrimu, ucapkanlah salam. Salammu itu menjadi berkah bagimu dan bagi penghuni rumahmu.” (HR at-Tirmidzi).
Dalam hadis lain, Ummul Mukminin Aisyah ra. Berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling lunak hatinya, mudah tersenyum dan tertawa.” (HR Ibnu Saad).
Sebaliknya, seorang istri juga perlu selalu menyambut suami dengan menampakkan wajah berseri-seri dan memakai wewangian. Ketika bercakap-cakap, buatlah suasana santai dengan mendahulukan kabar yang menyenangkan dan disertai senda gurau. Sikap demikian akan membawa kesegaran bagi keduanya setelah seharian bergelut dengan kegiatan masing-masing. Ketika ada hal yang kurang berkenan, carilah waktu, tempat dan cara yang tepat untuk menyampaikannya. Tunjukkan bahwa penegur tidak berarti lebih baik dari yang ditegur. Adapun caranya sangat bergantung pada sifat suami, apakah lebih tepat disampaikan dalam bahasa yang jelas dan lugas atau dengan bahasa sindiran. Yang jelas semua dimaksudkan untuk kebaikan, tidak untuk menjatuhkan dan menunjukkan kekurangannya. Kalaupun ada kelemahan suami yang agak sulit diubah, hiburlah diri, dengan mengingat kebaikannya yang banyak, sebagaimana sabda Nabi saw., “Janganlah seorang Mukmin (suami) membenci Mukminah (istri). Jika ia membenci satu bagian, pasti ada bagian lain yang menyenangkannya.” (HR Muslim).
Tentu hadis ini berlaku sebaliknya. Kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga juga meliputi hubungan antara orangtua dan anak. Biasakanlah memanggil anak dengan nama kesayangannya ataupun harapan yang baik, seperti anak salih, pintar, berani dan lain-lain. Ketika anak dikondisikan demikian, maka akan terbentuk konsep diri yang positif pada dirinya, sehingga anak termotivasi menjadi seperti yang diharapkan. Anak yang tumbuh dalam suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang akan lebih percaya diri dalam menghadapi kehidupan di kemudian hari.
Keenam: Di tengah kesibukan anggota keluarga sehari-hari, penting untuk menyempatkan rekreasi bersama. Rekreasi tidak identik dengan wisata yang mengeluarkan biaya mahal, tetapi cukup dengan berkumpul di tempat yang santai, bersenda gurau bersama dan melepaskan segala rutinitas yang melelahkan. Kegiatan ini juga bisa dilakukan di rumah, misal dengan berkebun, olahraga, menonton tayangan, bermain air, bahkan sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci atau mengepel. Intinya kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Sesekali bisa saja diselipkan cerita lucu dan bermain tebak-tebakan. Seorang istri harus pandai memanfaatkan waktu, meskipun singkat, guna mengkondisikan kegiatan seperti ini. Kesegaran yang didapatkan, sangat membantu semuanya untuk kembali beraktivitas rutin di hari berikutnya.
Ketujuh: Hal yang tidak kalah pentingnya dalam keluarga adalah fungsi religius. Jika fungsi ini tidak terlaksana dengan baik, sebuah keluarga akan merasakan kegersangan batin, seberapapun tercukupi kebutuhan materi. Suasana ibadah dapat ditumbuhkan di tengah keluarga dengan terbiasa melakukan shalat berjamaah, tadarus bersama, shaum sunnah dan qiyamullail. Rasulullah saw. memuliakan suami istri yang terbiasa melakukan qiyamullail bersama, “Semoga Allah merahmati lelaki yang bangun malam, mengerjakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam, mengerjakan shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan, ia memercikkan air di wajahnya. (HR Abu Dawud dan Ibn Majah).
Subhânallâh! Betapa indahnya kebersamaan seperti ini, apalagi jika dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Seorang istri dapat membiasakan hal seperti ini di tengah keluarganya agar keluarga tersebut menjadi keluarga yang selalu dekat dan bertakwa kepada Allah Swt. Dengan demikian, setiap cobaan dan ujian yang menimpa keluarga akan dapat dihadapi dengan sikap sabar dan tawakal kepada Allah Swt.
Khatimah
Demikian tuntunan yang dapat dilakukan seorang perempuan dengan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga untuk membawa keluarganya menjadi keluarga yang harmonis; sakînah mawaddah wa rahmah. Adanya kerjasama dengan suami akan sangat membantu tugas yang sangat berat ini.
Semoga Allah Swt. memberikan balasan atas setiap upaya yang kita lakukan dengan pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya. Amin. (www.baitijannati.wordpress.com)
Sumber : Majalah Al Waie edisi Desember 2007

KELUARGA SAKINAH PENEGAK SYARI'AH DAN KHILAFAH

Keluarga Sakinah Penegak Syariah Dan Khilafah
Ditulis oleh Farid Ma'ruf
Oleh: MR Kurnia
baitijannati - Keluarga Pengemban Dakwah
Islam mewajibkan setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan, untuk menjadikan akidah Islam sebagai landasan kehidupan, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Menjadikan akidah Islam sebagai asas rumah tangga berarti mendudukkan akidah sebagai penentu tujuan hidup dalam berumah tangga. Akidah Islam menetapkan bahwa tujuan hidup setiap manusia adalah menggapai ridha Allah SWT melalui ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada-Nya (Qs. adz-Dzariyat [51]: 56).
Berdasarkan hal ini, maka orang yang berpegang teguh pada akidah Islam akan senantiasa terikat dengan aturan-aturan Islam, termasuk dalam membangun kehidupan rumah tangga; membina dan menjalaninya. Motivasi dalam berkeluarga adalah semata-mata berharap mendapat ridha-Nya. Keberhasilan materi bukan hal yang utama. Setiap perintah Allah akan dilaksanakan sekalipun berat, penuh rintangan dan halangan, serta tidak terbayang keuntungan materinya. Sebaliknya, semua yang dilarang-Nya akan senantiasa dihindari walaupun menarik hati, menyenangkan, dan menjanjikan kesenangan materi.
Salah satu perintah Allah SWT kepada suami dan istri adalah dakwah. Perhatikanlah firman Allah SWT berikut:
“Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar.” (Qs. at-Taubah [9]: 71).
Dalam ayat ini Allah SWT menyatakan bahwa berdakwah merupakan aktivitas yang menyatu dengan keimanan seseorang, baik laki-laki maupun wanita. Allah SWT juga berfirman:
“umat yang menyerukan kebajikan (Islam) dan melakukan amar makruf nahi mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“ (Qs. Ali-Imran [3]: 104).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dakwah bukanlah tanggung jawab seseorang saja, tetapi harus dilakukan secara berjamaah; harus ada sekelompok orang beranggotakan laki-laki maupun perempuan yang mampu menegakkan tujuan dakwah.
Jadi jelas, bahwa dakwah memang wajib dilakukan oleh setiap muslim laki-laki maupun wanita, suami maupun istri. Sekarang, setidaknya separuh jumlah penduduk dunia adalah wanita. Padahal pihak yang layak dan tepat berdakwah di kalangan wanita adalah kaum wanita; ibu dan calon ibu. Apalagi kondisi wanita sekarang telah dijadikan sasaran yang empuk untuk meruntuhkan suatu bangsa.
Dengan demikian, suami dan istri sama-sama meyakini bahwa dakwah merupakan kewajiban mereka. Suami tidak akan menghalang-halangi istrinya berdakwah. Sebab, menghalangi istri berdakwah berarti menghalanginya menunaikan kewajiban. Hal ini sama saja dengan menjerumuskannya ke dalam dosa. Sebaliknya, istri juga akan meridhai suaminya berdakwah. Suatu kali suaminya kendur dalam dakwah, bersegeralah ia menyemangatinya. Istri bangga memiliki suami sebagai pengemban dakwah, suami pun bangga memiliki istri pengemban dakwah. “Keluarga kami adalah keluarga pengemban dakwah,” begitu jiwanya berkata. Inilah kebahagiaan ideologis.
Mengatasi Problem Keluarga
Hidup berumah tangga bukanlah jalan tol yang tanpa hambatan. Ujian, cobaan, dan hambatan akan datang silih berganti. Hal ini penting selalu disadari oleh setiap pasangan suami-istri.
Sepasang suami-istri akan ingat bahwa ketika mereka menikah berarti dia telah menjawab satu pertanyaan penting dalam hidupnya, “Dengan siapa Anda akan berjuang bersama mengarungi kehidupan demi mencapai ridha Allah dan masuk surga bersama-sama?” Dengan mengingat hal ini maka suami dan istri adalah sahabat satu sama lain. Secara îmâni, suami-istri bukan sekadar bertujuan mencapai kebahagiaan seksual atau status sosial tinggi, melainkan masuk surga bersama-sama. (Lihat: Qs. az-Zukhruf [43]: 70-71). Rumah tangga yang dibentuknya bukan sembarang rumah tangga, melainkan rumah tangga yang akan diboyong ke surga. Inilah perkara yang senantiasa diingatnya ketika menghadapi persoalan. Karenanya, ketika terjadi guncangan rumah tangga, mereka saling berpegangan, bukan justru saling berlepas tangan. Solusi dan prinsip dalam menyelesaikan persoalan pun senantiasa disandarkan pada akidah dan syariat Islam.
Di antara persoalan yang muncul dalam rumah tangga adalah:
Ketimpangan pemahaman Islam antara suami-istri. Adanya jurang pemahaman sepasang suami-istri dapat menghadapi keguncangan dalam rumah tangga. Dakwah pun akan terganggu. Persoalan ini perlu diselesaikan dengan cara menyamakan persepsi. Caranya adalah berdialog; bukan dialog antara penguasa dengan rakyat, tetapi dialog antara dua sahabat yang dilandasi cinta dan kasih sayang. Jika dialog terasa sulit, maka suami akan meminta dan mendorong istrinya mengikuti proses pembinaan. Hal yang sama dilakukan juga oleh istri kepada suaminya. Rasulullah saw. sering berdialog dengan istri-istrinya.
Beban hidup keluarga. Kezaliman penguasa seperti menaikkan harga BBM telah memukul masyarakat, tak terkecuali keluarga pengemban dakwah. Saat menghadapi persoalan ini keluarga Muslim akan menghadapinya dengan penuh kesabaran. Mereka yakin, Allah sajalah Maha Pemberi rezeki; Dialah yang meluaskan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki; Dia pula yang menyempitkan rezeki atas siapa saja yang Dia kehendaki. Keluarga Muslim memandang kaya atau miskin hanyalah cobaan dari Allah, Zat Yang Mahagagah. Hal ini justru mendorong mereka untuk semakin taat kepada Allah SWT (Lihat: Qs. al-A’râf [7]: 168). Suami akan terus berusaha mencari nafkah. Istri pun tidak banyak menuntut.
Janganlah mengira Rasulullah hidup penuh kelonggaran. Sudah dimaklumi, Rasulullah saw. hidup dalam kefakiran. Nabi kekasih Allah tersebut dan keluarganya sering tidak kenyang makan selama tiga hari berturut-turut. Hal ini beliau alami hingga pulang ke rahmatullah (HR al-Bukhari dan Muslim). Namun, beliau dan istri-istrinya tetap teguh dalam dakwah Islam.
Masalah prioritas amal suami-istri. Kadangkala suami memprioritaskan agar istrinya mengasuh anak yang sakit, misalnya; sementara istrinya lebih mengutamakan kontak tokoh. Perselisihan pun terjadi. Sebenarnya, penentuan prioritas (al-awlawiyât) harus mengacu pada hukum syariah. Oleh sebab itu, suami dan istri penting memahami kedudukan masing-masing berdasarkan syariah. Suami wajib memperlakukan istri dengan baik (ma’rûf), memberi nafkah, mendidik istri, menjaga kehormatan istri dan keluarga. Istri berkewajiban taat kepada suami, menjaga amanat sebagai umm[un] wa rabbah al-bayt, menjaga kehormatan dan harta suami, meminta izin bepergian kepada suami. Sementara itu, kewajiban bersamanya adalah menjaga iman dan takwa; menjaga senantiasa taat kepada Allah Swt. menghindari maksiat, dan saling mengingatkan. Diupayakan, semua kewajiban dikompromikan antara suami dan istri. Jika pada suatu situasi dan kondisi tertentu terjadi bentrokan kepentingan antara peran sebagai umm[un] wa rabbah al-bayt dan tugas dakwah, sedangkan pemaduan keduanya tidak dapat dilakukan, maka secara syar’i prioritas yang harus dilakukan adalah kedudukan sebagai umm[un] wa rabbah al-bayt.
Prinsip Dakwah Sinergis
Ada lagi persoalan lain yang kadangkala muncul. Namun, bagi setiap persoalan yang muncul, inti pemecahan masalahnya adalah:
Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing serta hak dan kewajiban bersama, lalu berupaya mengkompromikannya. Jika tidak bisa, kembali pada awlawiyât berdasarkan hukum syariah.
Membangun komunikasi dan saling pengertian. Rasulullah Saw senantiasa berkomunikasi dengan Ibunda Khadijah ra. Beliau bersama istrinya berupaya bersama membincangkan persoalan dakwah. Bahkan, beliau menyempatkan berkomunikasi dan bersenda-gurau dengan istri-istrinya setiap sehabis isya. Setelah itu, barulah beliau menginap di tempat istri yang mendapat giliran. Nabi Saw mencontohkan bahwa komunikasi merupakan persoalan vital dalam rumah tangga. Tentu, saat komunikasi bukan melulu persoalan yang berat-berat, melainkan juga terkait dengan persoalan ringan seperti makanan yang enak, foto keluarga, dan lain-lain.
Saling mendukung sebagai tim dakwah terkecil. Dukungan orang-orang terdekat-suami dan istri, anak-anak, orangtua, dan orang-orang yang berada di sekitarnya-langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesuksesan tim dakwah keluarga. Beban rumah tangga, nafkah, dan dakwah jelas sangat berat. Akan lebih berat lagi jika suami/istri atau keluarga tidak memahami kewajiban ini. Sebaliknya, semua tugas akan terasa ringan dan menyenangkan, rasa lelah segera hilang jika suami/istri dan keluarga memahami aktivitasnya; mendukung, apalagi turut membantu. Suami dan istri sama-sama memahami bahwa aktivitas tersebut bukan didasari oleh keinginan untuk aktualisasi diri, karir, ataupun untuk persaingan antara suami-istri. Keduanya akan saling menolong dalam beribadah kepada Allah dan berlomba dalam kebaikan. Dengan begitu, akan tercipta sebuah keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah wa rahmah. Bagi Muslimah shalihah, seberat apa pun beban yang harus ditunaikan tidak berarti apa-apa jika dukungan dan ridha suami senantiasa menyertainya. Begitu juga, seorang suami salih akan tetap tersenyum bahagia jika istrinya shalihah dan menopang dakwahnya. Di sinilah peran penting suami-istri saling mendukung dalam menunaikan kewajiban dakwah dari Allah, Zat Yang Mahakuasa. Perlu suami-suami menjadi seperti Nabi saw. dan para sahabat; perlu istri-istri menjadi laksana ummul mukminin dan shahabiyât yang secara harmonis berjuang bersama memperjuangkan Islam.
Pentingnya ukhuwah sesama pengemban dakwah. Dakwah tidak mungkin dilakukan secara individual. Dakwah berjamaah adalah suatu keniscayaan. Ukhuwah di antara pengemban dakwah juga terus dipelihara selama mereka berinteraksi. Dengan begitu, satu sama lain akan saling mengenal, saling memahami, dan saling membantu. Masing-masing memahami karakter, kemampuan, kondisi, kendala, serta apa yang dibutuhkan. Tidak akan ada beban yang diberikan di luar kemampuan seseorang atau membuat dia lalai terhadap kewajibannya yang lain. Kalaupun ada kendala pada individu pengemban dakwah bukan langsung disalahkan, tetapi akan diteliti akar permasalahannya dan dicari solusi pemecahannya. Sebuah jamaah dakwah ibarat roda yang berputar. Masing-masing bagian menempati posisi dan fungsi masing-masing; kadang berada di bawah kemudian bergulir ke atas. Demikian halnya dengan seorang pengemban dakwah. Ketika dia sedang diliputi kendala, keadaannya ibarat bagian bawah roda. Saudaranya sigap dan cepat bereaksi untuk membantunya. Jika ini terjadi maka suatu keluarga pengemban dakwah yang tengah mendapatkan kesulitan diringankan oleh saudaranya dari keluarga lain.

Profil Keluarga
Keluarga Nabi Saw adalah keluarga sakinah penegak syariah. Beliau sebagai seorang suami sering bergurau, berbuat makruf, dan lembut terhadap istrinya. Beliaupun sekaligus rasul pejuang Islam. Salah seorang istrinya, Ibunda Khadijah, adalah penopang utama dakwah Nabi Saw, beriman pertama kali, membiayai hampir seluruh dakwahnya. Sekalipun demikian, Ibunda Khadijah tetap rendah hati, berakhlak mulia, dan menjaga kesuciannya. Ia juga menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya serta tetap menghormati dan menaati Rasulullah Saw sebagai suaminya. Dari ibu mulia inilah lahir perempuan mulia Fatimah az-Zahra. Hidup beliau dilalui dengan penuh kesetiaan dan kebajikan. Sebagaimana yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya. Ia mendampingi Rasulullah saw. dalam suka dan duka perjuangan (Lihat: Akhmad Khalil Jam’ah, Wanita Yang Dijamin Syurga, Darul Falah, Jakarta, 2002, hlm. 16).
Ibunda Khadijahlah yang senantiasa menenangkan ketakutan Nabi Saw. Tampaklah, keluarga beliau adalah keluarga sakinah yang pejuang, atau keluarga pejuang yang sakinah.
Profil seperti itu terjadi juga pada keluarga Yasir bin Amir bin Malik. Dia bersama istrinya Sumayyah binti Khubath ra., dan anaknya Amar bin Yasir, termasuk tujuh orang pertama yang masuk Islam. Pasangan suami-istri tersebut berhasil mendidik anaknya menjadi salih. Sang suami amat sayang kepada istri dan anaknya. Semasa hidupnya pun Sumayyah dikenal sebagai seorang istri yang baik, berbakti, dan mengabdi kepada suaminya. Ia bersama suaminya dalam suka dan duka. Mereka bukan hanya sebagai keluarga sakinah, melainkan juga mempertaruhkan nyawanya demi melawan musuh-musuh Islam. Jelas, mereka adalah keluarga sakinah penegak Islam.
Contoh lain adalah keluarga Abu Thalhah. Beliau adalah seorang pejuang dan sahabat dekat Nabi Saw. Istrinya bernama Ummu Sulaym binti Milhan ra. Dia adalah seorang perempuan Anshar. Ia termasuk shahabiyah yang utama. Ilmu, pemahaman, keberanian, kemurahan hati, kebersihan, dan keikhlasan bagi Allah dan Rasul terkumpul dalam dirinya. Sebagai ayah dan ibu mereka berhasil. Buktinya, Anas bin Malik yang banyak meriwayatkan hadis itu adalah anak mereka. Hubungan suami-istri pun mesra. Ummu Sulaym senantiasa menyediakan makanan dan minuman, berdandan cantik, bercakap dan bersenda gurau. Sungguh, keluarga mereka bukan hanya pembela Nabi Saw, melainkan juga sakinah.
Banyak lagi contoh-contoh profil keluarga sahabat. Intinya, mereka memadukan peran ayah/ibu dan anak, peran suami-istri, dan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, dengan perjuangan Islam. Jika kita hendak menjadi keluarga seperti mereka maka kita mesti menjadi ‘keluarga sakinah penegak syariah dan Khilafah’. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [HTI Online]

MEMBINA KELUARGA SAKINAH DALAM RIDLO ILLAHI

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebahagiaan individu maupun masyarakat. Kebahagiaan individu dan masyarakat itu akan lahir dari keluarga yang bahagia. Yakni, keluarga yang dibangun atas dasar takwa, dihiasi dengan akhlak mulia, serta dijiwai oleh cinta dan kasih sayang. Untuk mencapai hal itu, Islam pun memberi resep untuk menciptakan keluarga bahagia. Buku yang merupakan kompilasi dari empat penulis Islam terkemuka ini menyajikan panduan praktis menuju keluarga bahagia dan sakinah (penuh damai). ''Sesungguhnya kebaikan suatu keluarga adalah bukti daripada kebaikan suatu masyarakat. Tidak mungkin suatu masyarakat itu menjadi baik, jika keluarga-keluarga yang terdapat di dalam masyarakat tersebut tidak baik.'' (hlm 12) Shalih Ibnu Abdullah menulis dua bab, yakni keutamaan membina rumah tangga sakinah, dan cara mengatasi perselisihan antara suami dan istri. Penulis menekankan, rumah tangga yang sakinah terlaksana atas dasar pondasi yang kokoh, terutama lahir dari keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta memiliki etika muamalah yang baik. Shalih juga memberikan terapi dan solusi jitu untuk mengatasi keretakan hubungan suami-istri. ' 'Sesungguhnya dasar terbinanya hubungan suami-istri yang harmonis dan baik adalah adanya kesetaraan yang dilakukan oleh kedua pasangan, baik itu dalam cinta, kasih sayang, maupun keterpautan hati.'' (hlm 6) Bab 3 ditulis oleh Muhammad Shalih Al-Munajjid, yang menguraikan 40 nasehat dalam membina rumah tangga. Muhammad Shalih mengemukakan berbagai pernik rumah tangga, mengelola pendidikan dalam rumah tangga, menerapkan strategi dan etika berkeluarga, sampai pada membangun rumah ideal bagi keluarga. Dia juga menekankan pentingnya memilih istri yang baik, menjadikan rumah sebagai tempat berzikir kepada Allah SWT, membuat perpustakaan Islam di rumah, dan pentingnya bercanda bersama keluarga. Bab selanjutnya ditulis oleh Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Hamdi. Penulis yang sangat populer dalam psikologi Islam itu membahas perilaku sehari-hari yang mengakibatkan seorang Muslim tanpa sengaja sering berbuat durhaka terhadap orang tua. Di sisi lain, ia mengajak para pembaca untuk menyelami lautan hikmah dari kisah-kisah kesalihan dan kedurhakaan anak terhadap orang tua. ''Berbakti pada dua ibu bapak termasuk keindahan syariat Islam. Karena hal itu merupakan pengakuan terhadap kebajikan, menjaga keluhuran dan bukti kesempurnaan syariat serta cakupannya dengan seluruh hak.'' (hlm 108) Bab akhir ditulis oleh mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Prof Dr Umar Hasyim. Ia menjelaskan pentingnya peran dan perawatan orang tua terhadap anak serta masa depan anak-anak. Menurutnya, aspek keteladanan orang tua merupakan unsur paling dominan dalam membentuk mental, karakter, dan perilaku seorang anak. ''Islam sangat fokus terhadap keluarga dengan perhatian yang serius.'' (hlm 211) Buku ini penting dibaca oleh setiap pasangan suami istri. Panduan praktis yang terkandung di dalamnya akan sangat membantu setiap suami istri untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan saleh. Judul buku: Wahai Keluargaku, Jadilah Mutiara yang IndahPenulis: Dr Ahmad Umar Hasyim dkkPenerjemah: Abdul Somad, LcPenerbit: AilahCetakan: I, Februari 2005 Keindahan dan Kekuatan Doa Hidup ini tak selamanya tenang seperti air mengalir. Hidup penuh dengan pernak-pernik, suka-duka, kadang di atas, kadang di bawah. Ketika mendapatkan kenikmatan, manusia sering lupa diri. Mereka larut dalam kebahagiaan yang berlebihan, sehingga lupa bahwa pada waktu yang lain Tuhan akan memberinya cobaan hidup. Sebaliknya, ketika ditimpa musibah atau kesulitan, mereka seringkali mengeluh dan putus asa, seakan-akan duka itu akan menerpanya selamanya. Padahal, seperti janji Tuhan di dalam Alquran, sesungguhnya di balik setiap kesukaran terdapat kemudahan. Sungguh, di balik setiap kesukaran terdapat kemudahan. Islam mengajarkan kepada setiap pemeluknya agar senantiasa tenang dan dapat menahan diri, baik ketika menerima anugrah Tuhan berupa kenikmatan-kenikmatan hidup, maupun saat menghadapi musibah/kesulitan hidup. Untuk bisa melalui kedua hal tersebut dengan tenang, Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berzikir dan berdoa. Buku yang ditulis oleh Ahmad Abdul Jawwad ini memuat rangkaian zikir dan doa mustajab terpilih yang bersumber dari Alquran dan Sunnah Rasulullah saw. Penulis memulai bukunya dengan mengupas keutamaan zikir kepada Allah SWT, disusul dengan keutamaan bertasbih dan membaca istighfar. Lalu, keutamaan membaca Alquran, yang dikutip dari 23 surah di dalam Alquran. Penulis juga mengangkat keutamaan shalawat atas Nabi saw dan keluarga Beliau. Setelah itu, penulis itu menyajikan sejumlah doa yang perlu dibaca dalam berbagai peristiwa, dan wirid sehari-hari. Penulis menegaskan bahwa doa merupakan keindahan dan kekuatan. ''Orang yang berdoa akan merasakan turunnya rahmat seperti awal turunnya hujan atau dia akan mencium wanginya mulut ketika dia sedang berdoa. Atau ketika mulutnya kelu, dia berdoa dengan hatinya. Beruntunglah bagi orang yang diridhai doanya sehingga Allah mengabulkannya.'' (hlm 27) Buku ini dikemas sangat cantik. Ukuran saku, tapi dibalut sampul hardcover warna coklat tua, sehingga sangat menawan. Lebih dari itu, buku ini sangat berharga untuk dibaca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Judul buku: Zikir dan Doa Mustajab Sesuai Al-Qur'an dan SunnahPenulis: Ahmad Abdul JawwadPenerjemah: KuwaisPenerbit: Bening PublishingCetakan: I, November 2004 Jurus Meraih Kesaktian Ilahi Nabi Muhammad pernah bersabda, ''Jagalah Allah, niscaya Dia menjaga kamu.'' Seperti apakah menjaga Allah itu? Apakah Allah butuh penjagaan manusia? Lalu, apa hikmah menjaga Allah? A'idh bin Abdullah al-Qarni menjawab berbagai pertanyaan itu dalam bukunya yang berjudul Agar Dijaga Allah: Jurus Meraih Kesaktian Ilahi. Melalui buku kecil ini, penulis menegaskan bahwa setiap Muslim pada dasarnya bisa meraih kesaktian Ilahi dan memperoleh penjagaan dari Allah. Namun, untuk itu, terlebih dahulu dia harus menjaga Allah. ''Yang dimaksud 'menjaga Allah' ialah bertakwa kepada Allah SWT. Dan 'bertakwa' kepada Allah itu maksudnya, menunaikan segala yang diperintahkan Allah, menjauhi semua yang dilarang-Nya, dan mempercayai semuan yang Dia ajarkan.'' (hlm 60) Sulaiman bin Daud as pernah berkata, ''Kami telah pelajari ilmu apa pun yang telah dipelajari manusia, dan ilmu-ilmu yang belum dipelajari manusia. Ternyata kami tidak mendapatkan (sesuatu pun) yang sehebat penjagaan Allah, baik di alam gaib maupun alam nyata.'' Jika seorang Muslim senantiasa menjaga Allah, niscaya ia akan menjadi manusia yang kuat. Manusia yang tidak takut terhadap apa pun, kecuali Allah SWT. Dalam buku ini penulis memberikan beberapa contoh perlindungan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-NYa yang saleh. Misalnya, penjagaan Allah terhdap kekasih-Nya dari makar musuh (kasus Nabi Ibrahim yang dibakar oleh Raja Narmruz namun dia selamat, Nabi Musa selamat dari kejahatan Firaun dan sebagainya), penjagaan Allah terhadap kekasih-Nya dari tipu daya orang-orang zalim dan penguasa durjana, dan penjagaan Allah terhadap anak-anak kekasih-Nya (kisah Nabi Yusuf). Buku ini penting dibaca oleh setiap Muslim. Insya Allah akan menambah keimanan dan kekuatan dalam menempuh perjuangan hidup. Judul buku: Agar Dijaga AllahPenulis: A'idh bin Abdullah al-QarniPenerjemah: H. Anshori Umar SitanggalPenerbit: NoenCetakan: I, Februari 2005 ( Harian - irwan kelana )

Tawakal Adalah Sarana Terbesar Untuk Mendapatkan Kebaikan Dan Menghindari Kerusakan

Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
Tawakal adalah salah satu sarana terkuat di antara sarana-sarana yang bisa mendatangkan kebaikan serta menghindari kerusakan, berlawanan dengan pendapat yang mengatakan: bahwa tawakal hanyalah sekedar ibadah yang mendatangkan pahala bagi seorang hamba yang melakukannya, seperti orang yang melempar jumrah (ketika haji), juga berlawanan dengan orang yang berpendapat tawakal berarti men-tiada-kan prinsip sebab musabab dalam penciptaan serta urusan, sebagaimana pendapat yang dilontarkan oleh golongan "Mutakallimin" seperti Al-Asy-ari dan lainnya, dan juga seperti pendapat yang dilontarkan oleh para ahli Fiqh dan golongan shufi, (Risalah Fi Tahqiqi At-Tawakkul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hal. 87), hal ini akan diterangkan dalam bahasan mengenai prinsip sebab-musabab, Insya Allah.
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa mempertahankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan dari serangan makhluk Allah lainnya yang menindas serta memusuhinya, tawakal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. (Bada'i Al-Fawa'id 2/268)
Bukti yang paling baik adalah kejadian nyata, telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), ungkapan ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim saat tubuhnya dilemparkan ke tengah-tengah Api yang membara, juga diungkapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab Tafsir 4563 (Fathul Bari 8/77))
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ke tengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". (Hadits Riwayat Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77)
Dan diriwayatkan oleh Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan ke dalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah kamu perlu bantuan ?, Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, (Diriwayatkan oleh Ibni Jarir dalam Tafsirnya 17/45, Al-Baghwi dalam tafsirnya 4/243), ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Akan tetapi apa yang terjadi setelah itu ?!, Allah berfirman : "Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". (Al-Anbiya : 69-70)
Dan befirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya : "Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar". (Ali Imran : 174). Ibnu Katsir berkata : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148)
Dan firman Allah tentang orang-orang beriman: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal". (Al-Maidah : 11)
Kandungan dari ayat ini adalah bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati orang-orang yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak mencelakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung di bawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255) beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, lihat Shahihul Bukhari dalam kitab Al-Maghazy 4136 V/491 dan lihat pula Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu berdiri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya: Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?. Beliau menjawab: Allah !, orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali: Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?, dan Nabi menjawab: Allah, Jabir berkata: Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146)
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59)
Dikisahkan bahwa orang-orang dari Kaum Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu". (Al-Maidah : 11) Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla. Berita dan kejadian seperti ini banyak sekali dan cukup bagi kami dengan apa yang telah kami sebutkan.
Disalin dari buku At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab oleh Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji dengan edisi Indonesia Rahasia Tawakal & Sebab Akibat hal. 89 - 92 Bab Buah Tawakal, terbitan Pustaka Azzam, Penerjemah Drs. Kamaluddin Sa'diatulharamaini dan Farizal Tirmidzi.
http://van.9f.com/tawakal.htm

MENIKAH DENGAN NON MUSLIM

MENIKAH DENGAN NON MUSLIM

Di antara masalah yang membuat miris hati kaum muslimin yang konsisten dengan ajaran Islam, banyaknya orang yang menikah dengan pasangan yang berbeda aqidah tanpa mengindahkan larangan dan aturan agama. Oleh sebab itu, masalah tersebut perlu dibahas dengan merujuk kepada Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sabda Rasul-Nya Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan penjelasan para ulama.
Muslimah Menikah dengan Laki-Laki Non Muslim.
Tidak ada seorang ulama pun yang membolehkan wanita muslimah menikah dengan laki-laki non muslim, bahkan ijma’ ulama menyatakan haramnya wanita muslimah menikah dengan laki-laki non muslim, baik dari kalangan musyrikin (Budha, Hindu, Majusi, Shinto, Konghucu, Penyembah kuburan dan lain-lain) ataupun dari kalangan orang-orang murtad dan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani).1 Hal ini berdasarkan firman Allah
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka, maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kemba-likan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir, mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (Al Mumtahanah: 10)
Di dalam ayat ini, sangat jelas sekali Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa wanita muslimah itu tidak halal bagi orang kafir. Dan di antara hikmah pengharaman ini adalah bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.2 Dan sesungguhnya laki-laki itu memilki hak qawamah (pengendalian) atas istrinya dan si istri itu wajib mentaatinya di dalam perintah yang ma’ruf. Hal ini berarti mengandung makna perwalian dan kekuasaan atas wanita, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menjadikan kekuasaan bagi orang kafir terhadap orang muslim atau muslimah.3 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir atas orang-orang mu’min.” (An Nisaa: 141).
Kemudian suami yang kafir itu tidak mengakui akan agama wanita muslimah, bahkan dia itu mendustakan Kitabnya, mengingkari Rasulnya dan tidak mungkin rumah tangga bisa damai dan kehidupan bisa terus berlangsung bila disertai perbedaan yang sangat mendasar ini.4
Dan di antara dalil yang mengharamkan pernikahan ini adalah firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala ,
“Dan jangalah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman.” (Al Baqarah: 221).
Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang para wali (ayah, kakek, saudara, paman dan orang-orang yang memiliki hak perwalian atas wanita) menikahkan wanita yang menjadi tanggung jawabnya dengan orang musyrik. Yang dimaksud musyrik di sini adalah semua orang yang tidak beragama Islam, mencakup penyembah berhala, Majusi, Yahudi, Nashrani dan orang yang murtad dari Islam.5
Ibnu Katsir Asy Syafi’iy rahimahullah berkata, “Janganlah menikahkan wanita-wanita muslimat dengan orang-orang musyrik.”6
Al Imam Al Qurthubiy rahimahullah berkata, “Janganlah menikahkan wanita muslimah dengan orang musyrik. Dan Umat ini telah berijma’ bahwa laki-laki musyrik itu tidak boleh menggauli wanita mu’minah, bagaimanapun bentuknya, karena perbuatan itu merupakan penghinaan terhadap Islam.”7
Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, (Ulama ijma’) bahwa muslimah tidak halal menjadi istri orang kafir.8
Syaikh Abu Bakar Al Jaza’iriy hafidhahullah berkata, “Tidak halal bagi muslimah menikah dengan orang kafir secara mutlaq, baik Ahlul Kitab ataupun bukan.”9
Syaikh Shalih Al Fauzan hafidhahullah berkata, “Laki-laki kafir tidak halal menikahi wanita muslimah,10 berdasarkan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala, “Dan jangalah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman.” (Al Baqarah: 221).
Jelaslah bahwa pernikahan antara muslimah dengan laki-laki non muslim itu adalah haram, tidak sah dan bathil.
Pernikahan Laki-Laki Muslim dengan Wanita Non Islam.
Sebagaimana wanita muslimah haram dinikahi oleh laki-laki non muslim, begitu juga laki-laki muslim haram menikah dengan wanita non Islam, berdasarkan Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman.” (Al Baqarah: 221).
Ayat ini secara umum menerangkan keharaman laki-laki muslim menikah dengan wanita musyrik (kafir), meskipun ada ayat yang mengecualikan darinya, yakni untuk wanita ahlu kitab, yang akan kita bahas nanti. Tidak boleh seorang muslim menikahi wanita Budha, Hindu, Konghucu, Shinto, wanita yang murtad dari Islam. Dan jika seorang laki-laki kafir masuk Islam sedangkan istrinya tidak atau bila si istri murtad dari Islam, maka dia harus melepaskannya, berdasar-kan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
“Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan wanita-wanita kafir.” (Al Mumtahanah: 10).
Di dalam hal ini, sama saja baik wanita itu murtad masuk agama Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani) atau agama lainnya atau tidak masuk agama mana-mana atau dia itu tidak shalat, tetap pernikahannya lepas, karena Islam tidak mengakui statusnya saat masuk agama barunya, berbeda kalau memang dia dari awalnya termasuk Ahlul Kitab, maka hal ini memiliki hukum tersendiri.
Namun dari keharaman menikahi wanita kafir ini dikecualikan terhadap wanita dari kalangan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani) yang memang sejak awal dia memeluk agama ini, bukan karena murtad, ini adalah pendapat Jumhur Ulama,11 yang didasarkan pada Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala ,
“Dan (dihalalkan bagi kalian meni-kahi) wanita-wanita yang menjaga kehor-matan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kalian.” (Al Maidah: 5)
Namun demikian, para ulama meng-anggap makruh12 pernikahan muslim dengan wanita Ahlul Kitab. Umar Ibnu Al Khaththab Radhiallaahu anhu pernah memerintahkan Hudzaifah agar melepas istrinya yang beragama Yahudi, beliau berkata, “Saya tidak mengklaim itu haram, namun saya khawatir kalian mendapatkan wanita-wanita pezina dari mereka.”1314
Ibnu Umar Radhiallaahu anhu berpendapat, haram hukumnya menikahi wanita Ahlul Kitab. Beliau berkata saat ditanya tentang laki-laki muslim menikahi wanita Yahudi atau Nashrani, “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan menikahi wanita-wanita musyrik atas kaum muslimin dan saya tidak mengetahui sesuatu dari syirik yang lebih dahsyat dari perkataan wanita, bahwa Tuhannya adalah Isa, atau hamba dari hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.”15
Namun sebenarnya ada perbedaan antara syiriknya orang-orang musyrik dengan syiriknya Ahlul Kitab, yaitu kemusy-rikan di dalam keyakinan orang musyrik adalah asli (pokok) ajaran mereka, sedangkan syirik pada Ahlul Kitab adalah bid’ah di dalam agama mereka, ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t.16
Dan perlu diingat bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala hanya membolehkan menikahi wanita Ahlul Kitab, jika wanita itu wanita yang selalu menjaga kehormatannya, selain mereka, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkannya. Selanjutnya kita patut bertanya, “Adakah wanita ahlul kitab yang mampu menjaga kehormatannya?” Realitas menunjuk-kan, wanita-wanita muslim pun banyak yang tak sanggup menjaga kehormatan diri mereka, yang di antaranya disebabkan oleh profokasi wanita ahlul kitab. Yang terpengaruh sudah begitu parah keadaannya, bagaimana lagi yang mempengaruhi (yang merupakan sumber kehinaan diri). Untuk itu, setiap muslim dituntut agar bersikap selektif dan waspada demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi dalam hal yang menyangkut keselamatan akidah dan masa depan Islam dan kaum muslimin. Wallahu a’lam. (Abu Sulaiman)
Endnote:
Fiqhus Sunnah: 2/181, Rawai’ul Bayan 1/289.
Rawai’ul Bayan 1/289.
Fiqhus Sunnah: 2/181
Fiqhus Sunnah: 2/181
Rawai’ul Bayan 1/289.
Tafsir Al Quranil Adhim 1/348.
Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 3/67, lihat pula Fathul Qadir Karya Asy Syaukani 1/284, Fathul Bayan Fi Maqaslidil Qur’an karya Shiddiq Hasan Khan 1/446.
Al Ijma Karya Ibnu Abdil Barr: 250.
Minhajul Muslim: 563.
Al Mulakhkhash Al Fiqhiy 2/272.
Al Mulakhkhash Al Fiqhiy 2/272, Fiqhus Sunnah 2/179, Tafsir Ibni Katsir 1/347, Al Jami Li Ahkamil Qur’an 3/63-65, Asy Syarhul Kabir Karya Ar Rafiiy 8/67-73, Rawai’ul Bayan 1/287.
Ini dikarenakan kekhawatiran akan pengaruh isteri terhadap suaminya juga akan anak-anaknya.
Isnadnya shahih, lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/347.
Dan memang untuk zaman sekarang sangat sulit mencari wanita yang mampu menjaga kehormatan dari kalangan Yahudi dan Nashrani.
Tafsir Ibnu Katsir ibid, Al Jami Li Ahkamil Qur’an ibid, Rawai’ul Bayan ibid.
Al Fatawa Al Kubraa 3/116-117.

Minggu, 06 Januari 2008

EKSTRAK KOPI UNTUK KESEHATAN KULIT KAKI

Ekstrak Kopi Untuk kesehatan Kulit Kaki

Semua orang, terutama kaum hawa sangat mendambakan kulit yang halus mulus dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ini bukan sekedar kiasan, tapi benar-benar diidamkan semua wanita. Wajah dan kulit tubuh yang mulus, tentu akan ternoda kalau di bagian kaki kita, terutama telapak kaki kulitnya menjadi kasar dan pecah-pecah.

Problem ini sering dihadapi wanita, terutama yang sering mencuci pakaian. Air deterjen yang lumayan keras bagi kulit seringkali tak sadar merendam kaki kita. Lama-lama kulit menjadi agak kasar dan terkelupas. Bila tetap dibiarkan maka lapisan kulit menebal dan kemudian menjadi pecah-pecah.

Nah problem pun mencuat. Tak enak rasanya kita tampil dengan segala keglamouran dengan wajah mulus, tapi kaki pecah-pecah dan kasar. Jadi perlu sadar diri, bahwa bukan kulit kepala, wajah dan tubuh atas saja yang butuh perawatan. Kulit kakipun butuh perhatian ekstra. Biar nggak malu-maluin karena cantik-cantik, telapak kakinya berkerak.

Kerak,'kapalan', dan pecah-pecah bukan hanya akibat air deterjen atau bahan kimia cair yang keras terasa di kulit, tapi juga akibat alas kaki yang 'tidak berkualitas'. Kalau sudah telanjur, maka kita harus cari cara mengatasinya.

Cobalah merawat kaki yang sudah telanjur agak rusak itu dengan kopi seduh. Lho, kok bisa. Ada rahasia khusus yang terkandung dalam kopi dan itu sangat baik untuk merawat kulit kaki yang 'kapalan' dan pecah-pecah.

Persiapan:

  • 3 Sendok makan kopi
  • 1 Sendok makan minyak zaitun
  • 5 sendok makan lotion yang sudah terlebih dulu didinginkan di kulkas
  • 2 kotak susu cair atau sekitar 500 ml
  • Air hangat secukupnya.

Caranya

  • Tuangkan air hangat secukupnya ke dalam baskom serta campur dengan susu cair. Takarlah agar air hangatnya tidak membuat banjir dan mengalahkan porsi susunya.
  • Mulailah membuat scrub dengan mencampurkan kopi dengan lotion dingin dan minyak zaitun yang sudah disiapkan.

Aplikasi:

  • Masukkan kaki ke dalam baskom dan rendam selama beberapa menit.
  • Mulai oleskan scrub homemade tersebut merata pada tumit, sela-sela jari, telapak kaki serta bagian kaki yang kasar dan pecah-pecah.
  • Lakukan pijatan ringan sambil memolesnya
  • Rendam kembali kaki dalam baskom untuk melarutkan kulit kering dan lapisan sel kulit mati
  • Bilas kaki dengan air bersih lalu keringkan
  • Usahakan jangan sering-sering kaki terendam deterjen lagi dan perhatikan penggunaan alas kaki dengan balk.

Kita kita tahu, kopi tak sekedar nikmat untuk diminum. Air kopi yang hangat juga nikmat bagi kulit kaki kita. Selamat mencobanya di rumah.

Sumber : http://www.skw.co.id

Aroma Terapi Penting Bagi Jiwa

Aroma Therapy Penting Bagi Jiwa [8 September 2007]

"Ainie Frech Cologne. Wanginya Menyegarkan Jiwa"

Wang-wangian essential yang berformula sari minyak murni diakui memilikiefek cukup efektif untuk meringankan pikiran, menyegarkan tubuh dan mengurangi tingkat stress. Rasa nyamanpun didapatkan jiwa dengan menghirup wewangian yang sesuai.

Kehebatan Aroma Terapi
Aroma terapi merupakan cara praktis yang natural untuk merawat kesegaran serta kecantikan tubuh Anda. Tidak hanya membuat kulit jadi lebih halus dan lembut, aroma terapi juga dapat menghilangkan selulit dan menghancurkan lemak-lemak tubuh sehingga badan menjadi lebih ramping.

Stress pun dapat terkurangi karena aroma terapi dapat 'menggiring' Anda berelaksasi. Perpaduan uap panas dengan aroma terapi spa dapat melemaskan otot-otot yang menegang.

Kehebatan aroma terapi tidak berhenti sampai disitu saja, karena Anda yang ingin memiliki kulit halus dengan aroma terapi kini bisa menggunakan gabungan dari pemijatan (massage), pemakaian lulur, scrubbing serta jenis perawatan lainnya. Semua tentunya memiliki benang merah yang sama yaitu aroma terapi tersebut.

  • Mineral Foot Cream
    Dapat digunakan untuk merawat kaki, karena menghilangkan rasa penat, pegal dan linu. Ada juga foot bath yang biasanya digunakan untuk merendam kaki dalam air hangat, untuk merilekskan peredaran darah dalam kaki serta dapat menghilangkan pegal-pegal.
  • Mineral Polish
    Masih berhubungan dengan pijat memijat. Pijatan pada seluruh badan dilakukan dengan scrub campuran mineral dan rumput laut serta tentunya minyak essensial. Sirkulasi darah akan lancar, kulit mati terangkat dan kulitpun jadi lebih halus serta bersinar. Tinggal pilih aroma essensial favorit Anda saat dipijat.
  • Aroma City
    Masih menggunakan metode scrubing pada sekujur tubuh, lulurpun dicampur dengan mineral dan minyak essensial beraroma. Tubuh akan kembali segar karena setelah scrubbing, tubuh akan dipijat dengan minyak. Mandi bunga Oriental knsep mandi denganair apa saja sudah sangat menyenangkan dan segar apalagi bila mandi dengan aroma bunga tropis yang segar. Campuran mineral, bunga dan enaknya air hangat membuat tubuh segar dan kulit lebih halus.
    • http://www.skw.co.id

Memilih Wewangian Yang Tepat

Memilih Wewangian yang Tepat

Untuk mendapatkan wewangian yang cocok, perlu kejelian. Sesuaikan juga dengan karakter Anda.

Wewangian Sesuai Karakter
Apakah Anda termasuk wanita yang feminin, aktif atau unik? Tentu pilihan wewangian akan berbeda. Bila Anda bergaya anggun dan feminin, pilih wewangian beraroma bunga seperti mawar, lavender atau melati. Tetapi bila Anda berjiwa sportif dan aktif, wewangian tumbuhan liar seperti aroma pinus buah-buahan akan lebih cocok untuk dikenakan. Bagi yang berkarakter unik dan eksotis, wewangian dari rempah dan bebatuan alam seperti kayu manis atau batu amber bisa jadi pilihan.

Memilih Wewangian
Saat membeli wewangian, oleskan dulu pada permukaaan kulit yang bersih, seperti pada pergelangan tangan. Tapi hindari mencium wewangian saat Anda sedang terserang flu, karena aromanya tidak akan tercium sempurna.

Hindari menyukai wewangian hanya karena menciumnya dari orang lain. Karena lain tubuh lain pula cara penyerapan wewangiannya. Pada saat menyemprotkan wewangian, konsentrasikan hanya pada satu aroma saja. Aroma yang bercampur aduk hanya akan membuat bingung saat memilihnya.

Jangan Salah Menyimpan
Wewangian sebaiknya disimpan pada suhu yang sejuk, hindari terkena sinar matahari langsung. Umumnya "masa berlaku" wewangian sekitar 2 tahun. Namun tergantung juga dari cara pemakaian dan juga penyimpanan. Jika mulai berubah warna, berarti wewangian yang Anda miliki sudah tak layak dipakai lagi.

Anda sempat menonton film Scent of A Woman (Aroma Wangi Seorang Wanita)? Film ini menceritakan seorang tuna netra (diperankan Al Pacino) yang mampu mengenali wanita hanya dan aromanya saja! Film ini setidaknya memberi gambaran bahwa wanita dan wewangian saling melekat kuat satu sama lain.

Jangan salah, dampak wewangian yang dikenakan seseorang memang sanggup membawa pesan tertentu. Sehingga salah memilih wewangian bisa mengakibatkan orang lain salah persepsi. Misalnya, Anda ke kantor mengenakan wewangian tajam menusuk dengan aroma bunga dan rempah yang kuat.

"Hal ini bisa mengakibatkan atasan berpikir bahwa Anda bukanlah orang yang serius dalam bekerja," kata Sophia Grosjman, Ketua International Flavors and Fragrances sebuah lembaga yang telah banyak menciptakan wewangian untuk berbagai perusahaan kosmetika dunia maupun para selebritis tenar.

Berikut panduan pemilihan wewangian yang tepat versi Sophia:

  1. Bagi Pegawai Baru Fokus utama pegawai baru adalah membuat para pegawai senior maupun atasan memiliki kesan bahwa Anda orang yang mudah menyesuaikan diri, dapat bekerja sama dengan yang lain, serta bertanggungjawab. Pilihan wewangian yang tepat adalah yang sangat lembut dan ringan. Boleh memilih aroma bunga, namun pastikan tidak terlalu "manis", apalagi jika bidang pekerjaan Anda konservatif seperti keuangan, hukum, atau medis.

    Pilihan tepat: Clinique Simply, Estee Lauder Pleasure, Estee Lauder White Linen, Chanel Cristalle, Bvlgari Eau Parfumee Au The Vert

  2. Bagi Pegawai di Bidang Kreatif Bagi yang berkarier di bidang kreatif seperti periklanan, rancang busana, grafis, atau interior wewangian yang tepat adalah yang memiliki aroma unik dan modem. Jangan pilih yang terlalu lembut, juga jangan pilih aroma tajam.

    Pilihan tepat: Burberry Brit Red, L'Eau D'Issey, Armani City Glam

  • Acara Makan Malam Resmi
    Aroma yang elegan dan berkesan mahal adalah pilihan tepat untuk jamuan malam resmi.

    Pilihan tepat: Dior J'Adore, Bvlgari Pour Femme, Van Cleef & Arpels First, Elizabeth Arden After Five.

  • Saat Liburan
    Libur telah tiba, untuk sementara tinggalkan saja segala hal yang mengingatkan seriusnya dunia kerja! Wewangian paling tepat adalah wewangian yang beraroma fun dan ceria sehingga suasana hati jadi cerah.

    Pilihan tepat: Escada Rock & Rio, Britney Spears Curious, The Body Shop Oceanus, Estee Lauder Beyond Paradise.

  • Kencan Pertama
    Kencan pertama adalah saat yang penting agar sang pria idaman terus mengingat Anda. Yang tepat adalah menghadirkan aroma wewangian yang berkesan sangat feminin sekaligus polos.

    Pilihan tepat: Lancome Tresor, Gucci Eau De Parfum II, Givenchy Very Irresistible.

  • Kencan Istimewa
    Untuk kencan selanjutnya (ataupun jika ingin membangkitkan kembali gairah pasangan hidup) aroma seksi, sensual, feminin, dan "hangat" layak untuk dicoba.

    Pilihan tepat: Chanel No 5, Dior Poison, J.Lo Glow, Guerlain Shalimar.

  • Pemikat Pria
    Menurut penelitian International Flavors and Fragrances, pria bisa tergila-gila dengan aroma kue! Jadi, pilih wewangian beraromabahan dasar vanila, lemon, cokelat, atau kayu manis.

    Pilihan tepat: Thierry Mugler Angel, Dolce B Gabbana Light Blue, The Body Shop Vanilla.

    • Sumber http://www.skw.co.id

Hibup Bukanlah Sebuah VCD Player

HIDUP bukanlah sebuah VCD PLAYER

Cerita ini adalah “kisah nyata” yang pernah terjadi di Amerika.
Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.
Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores. Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.
Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal.
Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.
Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang trukmu.” Kemudian, ia bertanya, “tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?”
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.
Renungkan cerita di atas!
Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam. Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya.
Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan.
Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.
Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali….
hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward dan Forward………
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja….
jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak……… yang menjadi sebuah inti hidup adalah “HATI” hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih…..
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya………

by Linx : mystrawberryland.blogspot.com/

Merawat Rambut Panjang Tetap Indah Mempesona

Menjaga Rambut Panjang Tetap indah

Tren rambut musim gugur/dingin 2005 adalah rambut panjang dan tergerai
bebas, namun rambut panjang terurai hanya terlihat indah apabila kondisinya baik, yang berarti tidak kering, tidak pecah-pecah atau berketombe. Membuat rambut selalu sehat tidak bisa dilakukan dengan instan, tapi kita bisa mencegah dan memperbaiki kerusakannya. Simak
beberapa tips berikut :

- Saat bangun tidur di pagi hari, jangan terburu-buru menyisir rambut,sisir¡ rambut dengan jari-jari tangan untuk mengurai rambut yang kusut.

- Pilihlah sisir dengan bahan dasar kayu. Sisir rambut dengan lembut,lalu rapikan dengan tangan untuk menghindari ujung-ujung rambut yang beterbangan (fly away ends).

- Rambut panjang tidak cukup hanya diberi kondisioner. Lakukan perawatan seminggu sekali untuk memberikan kelembutan dan kilau pada rambut.

- Saat penggunaan kondisioner atau bahan perawatan lainnya, cukup aplikasikan di batang dan ujung rambut -karena memang bagian itu yang paling membutuhkan- bukan di kulit kepala.

- Sebelum keramas, sisir rambut terlebih dulu, demikian pula saat rambut masih dalam keadaan basah dan baru saja diberi kondisioner, menyisir rambut dalam keadaan ini bisa menghindari kekusutan.

- Terlalu sering menggunakan hairdryer bisa menyebabkan kerusakan pada rambut dalam waktu yang lama, untuk itu gunakan hairdryer sesekali saja.Pastikan pengering rambut Anda tidak terlalu panas.

- Jangan terlalu sering menggulung rambut dengan rol rambut yang panas atau mencatok rambut, jika terpaksa menggunakannya, pastikan rambut Anda telah dilindungi dengan produk perawatan untuk mencegah kerusakan.

- Saat berenang, selain menggunakan tabir surya untuk kulit, gunakan juga produk perawatan untuk melindungi rambut dari sinar matahari atau air kaporit di kolam renang.
Seberapa sering kita harus memotong rambut ?

- Jika pertumbuhan rambut Anda tergolong lambat, potong ujungnya setiap 12 minggu untuk menghindari ujung rambut pecah-pecah. Sebaliknya, jika rambut Anda cepat tumbuh, potong setiap 2 bulan sekali.

- Jika Anda bosan dengan rambut panjang dan berencana memotong pendek rambut Anda namun masih ragu , coba untuk memotongnya sebahu dulu, sehingga Anda tidak akan terlalu kaget dengan perubahan penampilan Anda.
Tetapi jika Anda sudah tahu pasti model rambut apa yang diinginkan,
lakukan saja, jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, jangan putus
asa, rambut kita akan panjang lagi bukan ?. (An)
__________________
Pengen bikin souvenir utk keperluan kantor seperti kaos, jaket, topi, pulpen, tas dll, please feel free ask me Click here to email me

NUSKIN produk perawatan wajah & kecantikan dengan cara yang aman & sehat, tertarik ingin mencoba dulu and pengen tau produknya..please feel free contact me Click here to email me. And here's the link about Nuskin About Nuskin

http://forum.kafegaul.com

Bebas LADANG MINYAK tanpa Perlu memoles bedak


Memiliki kulit wajah berminyak tentu merepotkan, selain make up tidak bisa menempel sempurna, kulit wajah juga rentan dihinggapi jerawat. Dan menurut sebuah hasil studi, ternyata sekitar 57 persen remaja dan wanita muda Indonesia mengeluhkan kulit wajahnya yang berminyak.

Pada remaja, peningkatan hormon Androgen pada masa pubertas membuat kelenjar minyak (sebaceous glands) membesar dan meningkatkan produksi minyak, terutama pada wajah. Akibatnya, pori-pori akan tersumbat dan timbul jerawat.

Menurut dr. Titi Moertolo, S.p.KK dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, ada beberapa penyebab kulit berminyak. Antara lain faktor gaya hidup seperti stres, kurang tidur, diet tidak seimbang dan konsumsi junk food berlebih.

Selain itu menurutnya faktor iklim Indonesia ikut berpengaruh. "Lingkungan alam Indonesia yang dikelilingi laut membuat tingkat kelembaban udaranya sangat tinggi," katanya. Dengan kondisi seperti itu, menurutnya, orang yang memiliki jenis kulit berminyak tidak memerlukan pelembab wajah.

Untuk pemakaian kosmetik sehari-hari, Titi menyarankan agar memilih produk-produk yang tidak mengandung minyak (oil free base) dan menggunakan bedak tabur (loose powder) sehingga tidak menyumbat pori-pori wajah.

Sayangnya, kebanyakan produk tersebut hanya mampu menahan produksi minyak selama empat jam. Setelahnya, kita harus menghilangkan minyak di wajah yang membuat penampilan jadi kusam. Yang biasa dilakukan adalah dengan mencuci muka memakai sabun atau mengangkat minyak dengan kertas minyak.

Bagi Anda yang tingkat produksi minyaknya berlebih tetapi malas bolak-balik memulas bedak yang luntur karena minyak, kini tersedia produk yang mampu mengontrol minyak sampai delapan jam, yaitu Clean & Clear Deep Action Cleanser.

Selain mengandung formula aktif oil control, produk ini juga mengandung Triclosan yang bisa mencegah jerawat. Meski produk ini identik dengan remaja, tetapi menurut Caecilia Espelada, dari Clean & Clear, wanita dewasa juga bisa menggunakannya, bahkan untuk pria, jika kulit wajahnya memang sangat berminyak.

Menurut Titi, sabun memang cocok untuk membersihkan kulit wajah dengan tipe berminyak, tetapi masih dibutuhkan perawatan khusus lainnya. Misalnya menggunakan masker mineral atau masker tanah liat (clay mask) seminggu sekali. Selain itu jika ingin menggunakan foundation dan sunscreen, sebaiknya pilih yang oil free.

Memiliki kulit wajah berminyak memang butuh usaha lebih untuk membuat penampilan selalu segar dan kosmetik tetap menempel. Mungkin produk terbaru dari Clean & Clear yang efektif mengontrol produksi minyak ini bisa membantu Anda bebas dari "ladang minyak" tanpa perlu sering memulas bedak. (An)

Tip Kecantikan Wajah

Tips Kecantikan Wajah

Secara umum baik wanita mau pun pria harus menjaga kulitnya dari berbagai gangguan. Tindakan yang patut dilakukan adalah berikut ini:

• Cuci tangan yang bersih sebelum menyentuh wajah Anda

• Lakukan cleansing kulit wajah pada pagi dan malam hari: Perlu dilakukan di malam hari – meski Anda tidak ber-makeup, karena wajah mudah dinodai oleh polusi. Perlu pula dilakukan pada pagi hari, karena kulit Anda mengeluarkan lemak dan kotoran pada malam hari

• Di malam hari, luangkan waktu untuk memijat kulit untuk menstimulasi sirkulasi pertukaran sel-sel pada kulit. Pijatan lembut selama dua menit bisa menghilangkan keletihan, menyantaikan wajah dan memberi kecerahan kulit.
• Lindungi kulit secara benar, apalagi bila Anda sering bepergian.
• Banyaklah minum air putih.

Untuk kulit kering:
• Berilah kesenangan setiap saat.
• Ubah jenis produk perawatan kulit sesuai musim, iklim, dan gaya hidup Anda: lingkungan ber-AC, kehidupan di alam terbuka
• Mulailah menggunakan produk perawatan anti-ageing, segera setelah pertanda penuaan muncul. Hal ini kerap terjadi lebih cepat untuk jenis kulit Anda (utamanya di area sekitar mata)
• Hindari mandi dengan air panas, ada baiknya memakai bath oil

Untuk kulit sensitif:
• Hangatkan dulu produk perawatan di genggaman tangan sebelum Anda memakainya. Lakukan perawatan kulit tanpa menggosok
• Sebaiknya gunakan jari jemari daripada katun wol, kain atau tisu.
• Gunakan penyemprot air, jangan membasuh melalui keran air.

Untuk kulit separuh baya:
• Pilihlah produk perawatan kulit anti-ageing tergantung pada kondisi kulit, kebutuhan dan musim.
• Leher, mata, dan tangan Anda bisa mengurangi keindahan penampilan, jadi imbali mereka dengan perhatian yang sangat spesial.
• Di setiap pagi yang menyulitkan, janganlah ragu buat menggunakan produk kecantikan yang sesuai, yang bisa melembutkan permukaan kulit.
• Sering terkena sinar matahari langsung, bisa menyebabkan keriput dan noda di kulit.

Untuk kulit berminyak
• Lindungi dirimu dari sinar matahari langsung, dan penimbunan lemak di kulit wajah
• Jangan mengeluarkan jerawat dan beruntusan di wajah secara swalayan
• Lakukan perawatan peeling pada wajah sekali hingga tiga kali seminggu.(jjs).