Senin, 07 Januari 2008

MEMBINA KELUARGA SAKINAH DALAM RIDLO ILLAHI

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebahagiaan individu maupun masyarakat. Kebahagiaan individu dan masyarakat itu akan lahir dari keluarga yang bahagia. Yakni, keluarga yang dibangun atas dasar takwa, dihiasi dengan akhlak mulia, serta dijiwai oleh cinta dan kasih sayang. Untuk mencapai hal itu, Islam pun memberi resep untuk menciptakan keluarga bahagia. Buku yang merupakan kompilasi dari empat penulis Islam terkemuka ini menyajikan panduan praktis menuju keluarga bahagia dan sakinah (penuh damai). ''Sesungguhnya kebaikan suatu keluarga adalah bukti daripada kebaikan suatu masyarakat. Tidak mungkin suatu masyarakat itu menjadi baik, jika keluarga-keluarga yang terdapat di dalam masyarakat tersebut tidak baik.'' (hlm 12) Shalih Ibnu Abdullah menulis dua bab, yakni keutamaan membina rumah tangga sakinah, dan cara mengatasi perselisihan antara suami dan istri. Penulis menekankan, rumah tangga yang sakinah terlaksana atas dasar pondasi yang kokoh, terutama lahir dari keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta memiliki etika muamalah yang baik. Shalih juga memberikan terapi dan solusi jitu untuk mengatasi keretakan hubungan suami-istri. ' 'Sesungguhnya dasar terbinanya hubungan suami-istri yang harmonis dan baik adalah adanya kesetaraan yang dilakukan oleh kedua pasangan, baik itu dalam cinta, kasih sayang, maupun keterpautan hati.'' (hlm 6) Bab 3 ditulis oleh Muhammad Shalih Al-Munajjid, yang menguraikan 40 nasehat dalam membina rumah tangga. Muhammad Shalih mengemukakan berbagai pernik rumah tangga, mengelola pendidikan dalam rumah tangga, menerapkan strategi dan etika berkeluarga, sampai pada membangun rumah ideal bagi keluarga. Dia juga menekankan pentingnya memilih istri yang baik, menjadikan rumah sebagai tempat berzikir kepada Allah SWT, membuat perpustakaan Islam di rumah, dan pentingnya bercanda bersama keluarga. Bab selanjutnya ditulis oleh Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Hamdi. Penulis yang sangat populer dalam psikologi Islam itu membahas perilaku sehari-hari yang mengakibatkan seorang Muslim tanpa sengaja sering berbuat durhaka terhadap orang tua. Di sisi lain, ia mengajak para pembaca untuk menyelami lautan hikmah dari kisah-kisah kesalihan dan kedurhakaan anak terhadap orang tua. ''Berbakti pada dua ibu bapak termasuk keindahan syariat Islam. Karena hal itu merupakan pengakuan terhadap kebajikan, menjaga keluhuran dan bukti kesempurnaan syariat serta cakupannya dengan seluruh hak.'' (hlm 108) Bab akhir ditulis oleh mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Prof Dr Umar Hasyim. Ia menjelaskan pentingnya peran dan perawatan orang tua terhadap anak serta masa depan anak-anak. Menurutnya, aspek keteladanan orang tua merupakan unsur paling dominan dalam membentuk mental, karakter, dan perilaku seorang anak. ''Islam sangat fokus terhadap keluarga dengan perhatian yang serius.'' (hlm 211) Buku ini penting dibaca oleh setiap pasangan suami istri. Panduan praktis yang terkandung di dalamnya akan sangat membantu setiap suami istri untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan saleh. Judul buku: Wahai Keluargaku, Jadilah Mutiara yang IndahPenulis: Dr Ahmad Umar Hasyim dkkPenerjemah: Abdul Somad, LcPenerbit: AilahCetakan: I, Februari 2005 Keindahan dan Kekuatan Doa Hidup ini tak selamanya tenang seperti air mengalir. Hidup penuh dengan pernak-pernik, suka-duka, kadang di atas, kadang di bawah. Ketika mendapatkan kenikmatan, manusia sering lupa diri. Mereka larut dalam kebahagiaan yang berlebihan, sehingga lupa bahwa pada waktu yang lain Tuhan akan memberinya cobaan hidup. Sebaliknya, ketika ditimpa musibah atau kesulitan, mereka seringkali mengeluh dan putus asa, seakan-akan duka itu akan menerpanya selamanya. Padahal, seperti janji Tuhan di dalam Alquran, sesungguhnya di balik setiap kesukaran terdapat kemudahan. Sungguh, di balik setiap kesukaran terdapat kemudahan. Islam mengajarkan kepada setiap pemeluknya agar senantiasa tenang dan dapat menahan diri, baik ketika menerima anugrah Tuhan berupa kenikmatan-kenikmatan hidup, maupun saat menghadapi musibah/kesulitan hidup. Untuk bisa melalui kedua hal tersebut dengan tenang, Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berzikir dan berdoa. Buku yang ditulis oleh Ahmad Abdul Jawwad ini memuat rangkaian zikir dan doa mustajab terpilih yang bersumber dari Alquran dan Sunnah Rasulullah saw. Penulis memulai bukunya dengan mengupas keutamaan zikir kepada Allah SWT, disusul dengan keutamaan bertasbih dan membaca istighfar. Lalu, keutamaan membaca Alquran, yang dikutip dari 23 surah di dalam Alquran. Penulis juga mengangkat keutamaan shalawat atas Nabi saw dan keluarga Beliau. Setelah itu, penulis itu menyajikan sejumlah doa yang perlu dibaca dalam berbagai peristiwa, dan wirid sehari-hari. Penulis menegaskan bahwa doa merupakan keindahan dan kekuatan. ''Orang yang berdoa akan merasakan turunnya rahmat seperti awal turunnya hujan atau dia akan mencium wanginya mulut ketika dia sedang berdoa. Atau ketika mulutnya kelu, dia berdoa dengan hatinya. Beruntunglah bagi orang yang diridhai doanya sehingga Allah mengabulkannya.'' (hlm 27) Buku ini dikemas sangat cantik. Ukuran saku, tapi dibalut sampul hardcover warna coklat tua, sehingga sangat menawan. Lebih dari itu, buku ini sangat berharga untuk dibaca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Judul buku: Zikir dan Doa Mustajab Sesuai Al-Qur'an dan SunnahPenulis: Ahmad Abdul JawwadPenerjemah: KuwaisPenerbit: Bening PublishingCetakan: I, November 2004 Jurus Meraih Kesaktian Ilahi Nabi Muhammad pernah bersabda, ''Jagalah Allah, niscaya Dia menjaga kamu.'' Seperti apakah menjaga Allah itu? Apakah Allah butuh penjagaan manusia? Lalu, apa hikmah menjaga Allah? A'idh bin Abdullah al-Qarni menjawab berbagai pertanyaan itu dalam bukunya yang berjudul Agar Dijaga Allah: Jurus Meraih Kesaktian Ilahi. Melalui buku kecil ini, penulis menegaskan bahwa setiap Muslim pada dasarnya bisa meraih kesaktian Ilahi dan memperoleh penjagaan dari Allah. Namun, untuk itu, terlebih dahulu dia harus menjaga Allah. ''Yang dimaksud 'menjaga Allah' ialah bertakwa kepada Allah SWT. Dan 'bertakwa' kepada Allah itu maksudnya, menunaikan segala yang diperintahkan Allah, menjauhi semua yang dilarang-Nya, dan mempercayai semuan yang Dia ajarkan.'' (hlm 60) Sulaiman bin Daud as pernah berkata, ''Kami telah pelajari ilmu apa pun yang telah dipelajari manusia, dan ilmu-ilmu yang belum dipelajari manusia. Ternyata kami tidak mendapatkan (sesuatu pun) yang sehebat penjagaan Allah, baik di alam gaib maupun alam nyata.'' Jika seorang Muslim senantiasa menjaga Allah, niscaya ia akan menjadi manusia yang kuat. Manusia yang tidak takut terhadap apa pun, kecuali Allah SWT. Dalam buku ini penulis memberikan beberapa contoh perlindungan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-NYa yang saleh. Misalnya, penjagaan Allah terhdap kekasih-Nya dari makar musuh (kasus Nabi Ibrahim yang dibakar oleh Raja Narmruz namun dia selamat, Nabi Musa selamat dari kejahatan Firaun dan sebagainya), penjagaan Allah terhadap kekasih-Nya dari tipu daya orang-orang zalim dan penguasa durjana, dan penjagaan Allah terhadap anak-anak kekasih-Nya (kisah Nabi Yusuf). Buku ini penting dibaca oleh setiap Muslim. Insya Allah akan menambah keimanan dan kekuatan dalam menempuh perjuangan hidup. Judul buku: Agar Dijaga AllahPenulis: A'idh bin Abdullah al-QarniPenerjemah: H. Anshori Umar SitanggalPenerbit: NoenCetakan: I, Februari 2005 ( Harian - irwan kelana )

Tidak ada komentar: